www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA-Musim pancaroba ini, banyak sekali yang mengeluh sakit tenggorokan, pilek bahkan demam. Ternyata, cuaca ekstrim, kadang dingin, kadang panas, pun lembab yang mendukung perkembangbiakan bakteri yang membuat daya tahan tubuh melemah.
Dijelaskan dosen Fakultas Ilmu Olahraga (FIO) Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Kunjung Ashadi, peralihan musim juga bisa menurunkan imun seseorang. Karena itu, ada beberapa tips yang bisa diterapkan untuk menjaga kebugaran dan meningkatkan imun tubuh.
01. Olahraga Teratur
Menurutnya, olahraga rutin dan teratur bisa meningkatkan kebugaran dan imun tubuh sehingga tidak rentan terkena penyakit yang rawan diderita banyak orang pada peralihan musim atau saat musim hujan.
Cuaca ekstrim, apalagi hujan misalnya bisa bikin mager. “Ketimbang dibuat mager, waktu yang ada bisa digunakan untuk mengeluarkan keringat lewat aktivitas fisik atau olahraga ringan di rumah agar tetap fit dan produktif,” ujarnya.
Alasan lain malasnya seseorang untuk berolahraga yaitu padatnya aktivitas atau pekerjaan. Menurutnya, hal ini bisa diakali dengan aktivitas fisik yang ringan di tempat kerja atau di rumah. “Naik-turun satu atau dua lantai gedung misalnya bisa menggunakan tangga. Kalau bisa, parkir mobil bisa agak jauh dikit, biar kita bisa jalan ke gedung tempat kita bekerja,” bebernya.
Kunjung menyarankan, olahraga bisa dilakukan 150 menit atau 3 sampai 5 kali dalam seminggu. “Bisa kardio, joging ataupun jalan kaki dengan rentan waktu 20 sampai 60 menit yang cocok biar tetap fit. Walaupun terlalu padat dengan kesibukan bisa dengan olahraga yoga ataupun meditasi agar sekalian menurunkan stres,” ucapnya.
02. Asupan Makanan
Selain olahraga, pola makan juga bisa diatur. Asupan gizi yang seimbang bisa meningkatkan daya tahan tubuh. “Kalau bisa mengkonsumsi seimbang, antara buah, sayuran, ikan, telur, susu, biji atau kacang-kacangan dan lain-lain,” bebernya.
Menurutnya, kesehatan tidak bisa diabaikan begitu saja. Penyakit siap menyerang tubuh kala daya tubuh melemah ditambah stress. Kalau sudah begini bisa membuat aktivitas terhambat.
“Jika gizi tidak terpenuhi, maka akan mengganggu proses metabolisme apalagi sekarang kita sedang berada di masa transisi dari pandemi ke endemi yang memerlukan gizi yang cukup dan seimbang,” ujarnya.
03. Istirahat yang Cukup
Bagian yang perlu diperhatikan selanjutnya yaitu pola istirahat, terutama pola tidur. Utamakan seharinya bisa tidur sekitar 7-8 jam. Orang kurang tidur, bisa menyebabkan insomnia dan jika dibiarkan terus-menerus berisiko diserang penyakit jantung, diabetes, obesitas, pun kanker dan stroke.
Selain itu, kurang istirahat bisa menyebabkan konsentrasi menurun, risiko stress dan masih banyak lagi efek lainnya. “Karena itu, bagi yang sudah kebiasaan begadang, bisa mulai berlatih tidur lebih awal bangun lebih cepat untuk olahraga dan hidup udara segar pada pagi hari,” pesannya. [HUMAS UNESA]
Penulis: Mohammad Dian Purnama / Hiline
Editor: @zam Alasiah*
Foto/ilustrasi: Jenia Nebolsina dari Pixabay/https://pixabay.com/id/
Share It On: