Delegasi UNESA bersama dua delegasi lembaga publik lainnya mempresentasikan program, strategi, dan inovasi aspek keterbukaan informasi publik di hadapan tim penilai dan tim Komisi Informasi Pusat (KIP) Republik Indonesia.
Unesa.ac.id. JAKARTA—Universitas Negeri Surabaya (UNESA) memaparkan unggulan, layanan dan kemudahan akses informasi publik yang inklusif dalam Presentasi Uji Publik: Monitoring dan Evaluasi Keterbukaan Informasi Publik, Komisi Informasi Pusat (KIP) di Grand Mercure, Jakarta, pada Rabu, 13 November 2024.
Di hadapan tim penilai, Bejo Untung, Arya Sandhiyudha, dan Hendra J Kede, Wakil Rektor IV UNESA Martadi menyampaikan bahwa UNESA tidak hanya menyiapkan akses informasi, tetapi juga memastikan informasi tersebut ramah bagi kelompok disabilitas.
Aspek keterbukaan informasi menjadi bagian penting dalam mewujudkan good university governance atau GUG dengan menganut prinsip good governance. "Pendekatan inklusif dalam penerapan keterbukaan informasi publik di UNESA dilaksanakan melalui penyediaan dan akses informasi publik yang ramah bagi semua," ucapnya.
Pria yang memimpin bidang perencanaan, pengembangan, kerja sama, dan teknologi informasi dan komunikasi UNESA itu melanjutkan, keterbukaan informasi publik menjadi salah satu prioritas yang tertuang dalam misi besar kampus 'Rumah Para Juara'.
Misi kelima UNESA yaitu menyelenggarakan tata kelola yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel yang menjamin mutu secara berkelanjutan. "Artinya, keterbukaan informasi publik sudah menjadi komitmen lembaga. Hal itu bisa dilihat dari aksesibilitas dan inovasi untuk memudahkan akses informasi bagi masyarakat dan kelompok disabilitas," ucapnya.
Wakil Rektor IV UNESA dan jajarannya bersama wakil ketua Komisi Informasi Pusat Republik Indonesia.
Direktur Humas dan Informasi Publik, Vinda Maya Setianingrum menambahkan, ada sejumlah strategi dan program yang dilakukan kampus ‘Rumah Para Juara’ terkait keterbukaan informasi publik. Pertama, menyiapkan semua akses informasi berupa platform digital untuk memberikan kemudahan.
Kedua, menyediakan fasilitas pendukung pelayanan informasi secara langsung yang nyaman dan ramah disabilitas. Ketiga, mengupayakan desentralisasi informasi hingga di tingkat program studi.
Keempat, peningkatan kapasitas SDM untuk memastikan layanan informasi publik prima dan maksimal di level universitas-prodi. Kelima, edukasi dan sosialisasi keterbukaan informasi publik kepada seluruh civitas. Keenam, melibatkan partisipasi mahasiswa dan masyarakat.
Keberhasilan upaya tersebut dapat dilihat dari berbagai aspek, salah satunya aspek partisipasi masyarakat dan kelompok disabilitas baik dari aspek akademik maupun non-akademik.
"Jumlah mahasiswa reguler dan mahasiswa disabilitas UNESA terus naik dari tahun ke tahun. Mereka datang dari berbagai daerah, Sumatera hingga Nusa Tenggara. Itu artinya informasi tentang layanan disabilitas UNESA sampai ke daerah yang akhirnya membuat mereka ingin mendaftar dan betah di UNESA," tandasnya.
Optimalisasi akses informasi publik di UNESA diperkuat dengan dua aspek utama, yaitu platform digital melalui website dan sosial media, dan offline melalui peran penting para volunteer atau kawan disabilitas sebagai pendamping mahasiswa disabilitas baik di kampus maupun di luar kampus.[HUMAS UNESA]
Share It On: