Dosen BK, Muhamad Afifuddin Ghozali menyampaikan materi seputar terapi realita untuk mengatasi permasalahan relasional siswa.
Unesa.ac.id. THAILAND—Sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan emosional dan sosial siswa, dosen Prodi Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Surabaya (UNESA) yang tergabung dalam tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) mengadakan pelatihan di Sangkhom Islam Wittaya School, Thailand, awal Agustus 2024.
Pelatihan dengan tema "Overcoming Student's Relational Issues using Reality Therapy for Teachers and School Counsellor" ini bertujuan untuk membekali para konselor di sana dengan kemampuan terapi, khususnya terkait penerapan pendekatan terapi realita.
Dengan pendekatan tersebut, guru bisa mengatasi berbagai masalah relasional yang sering dialami siswa, seperti konflik antar-teman, kesulitan dalam menjalin hubungan, serta tantangan komunikasi interpersonal yang dapat mempengaruhi prestasi akademik dan kesehatan mental mereka.
“Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya kolaboratif antara akademisi dan lembaga pendidikan untuk meningkatkan kesejahteraan emosional dan sosial siswa di sekolah tersebut,” ucap Muhamad Afifuddin Ghozali, ketua PKM.
Dia menambahkan, pelatihan ini dilakukan secara berkelanjutan selama dua bulan mulai Juli hingga September 2024 secara hybrid. Sesi utama pelatihan ini dilaksanakan pada 4-7 Agustus, di mana tim dari UNESA langsung hadir secara offline memberikan materi pelatihan di sekolah tersebut. Adapun para tim dosen yang terlibat dalam pengabdian ini yaitu, Muhamad Afifuddin Ghozali, Bambang Dibyo Wiyono, dan Wiryo Nuryono.
Tim PKM UNESA bersama para guru atau konselor di Sangkhom Islam Wittaya School.
“Fokus utama program ini adalah untuk memberikan intervensi yang tepat bagi guru untuk dapat menyelesaikan berbagai masalah relasional siswa, seperti kesulitan dalam berinteraksi dengan teman sebaya, konflik dengan guru, maupun masalah komunikasi di lingkungan sekolah,” terang Muhamad Afifuddin.
Realita Terapi, merupakan pendekatan yang dikembangkan William Glasser dengan menekankan pada tanggung jawab individu terhadap pilihan mereka sendiri dan bagaimana mereka dapat mengendalikan perilaku mereka untuk mencapai kebutuhan dasar seperti cinta, kekuasaan, kebebasan, dan kesenangan.
Melalui metode ini, para siswa diajak untuk menyadari pilihan-pilihan mereka, memahami konsekuensi dari tindakan mereka, dan memutuskan cara terbaik untuk memperbaiki hubungan mereka dengan orang lain.
Pendekatan ini sangat relevan dalam konteks pendidikan, terutama di sekolah-sekolah yang ingin meningkatkan kesejahteraan psikologis siswa. Menurutnya, banyak siswa yang mengalami masalah relasional karena kurangnya kesadaran akan pilihan mereka sendiri dalam berperilaku.
“Melalui program ini, kami berharap dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi para siswa di Sekolah Sangkhom Islam Wittaya," ungkap Muhamad Afifuddin.
Pelatihan ini mendapat sambutan positif dari pimpinan sekolah. Mereka menyatakan bahwa pendekatan ini telah membantu menciptakan lingkungan belajar yang lebih harmonis dan kondusif.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diharapkan dapat menjadi model bagi program-program serupa di masa depan, baik di Thailand maupun di negara-negara lain. UNESA berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam pengembangan pendidikan yang lebih inklusif dan mendukung kesehatan mental siswa, serta menjalin kerja sama yang erat dengan berbagai lembaga pendidikan di tingkat internasional.[]
***
Penulis: Tim PKM Prodi BK
Foto: Tim PKM Prodi BK
Share It On: