Sosialisasi MBKM-Proyek Kemanusiaan UNESA
Unesa.ac.id, SURABAYA— Subdirektorat Pertukaran Mahasiswa dan Mobilitas Akademik Universitas Negeri Surabaya kembali menyelenggarakan sosialisasi Badan Kegiatan Pembelajaran Merdeka Belajar Kampus Merdeka (BKP MBKM) pada Minggu, 7 Juli 2024 secara daring. Sosialisasi di hari ketujuh tersebut berkaitan dengan program proyek kemanusiaan. Total ada 400 pendaftar yang berminat untuk mengikuti program tersebut.
Ketua Seksi Pertukaran Mahasiswa, Supriyanto, M.Pd., menjelaskan bahwa proyek kemanusiaan memiliki visi untuk melatih mahasiswa agar memiliki kepekaan sosial yang gunanya untuk menggali dan mendalami segala permasalahan yang ada di masyarakat, terkhusus permasalahan tentang rasa kemanusiaan. Harapannya supaya dapat menjadi solusi yang tepat guna meningkatkan taraf kehidupan masyarakat yang bermartabat dan mampu berdaya saing global.
Dalam pelaksanaannya nanti, Subdirektorat Pertukaran Mahasiswa dan Mobilitas Akademik menjalin kerja sama dengan Satuan Mitigasi Crisis Center (SMCC) untuk menerjunkan 10 mahasiswa secara langsung ke dalam kegiatan kemanusiaan itu.
“Tahun 2024 UNESA berkomitmen mengirimkan 10 mahasiswa untuk proyek kemanusiaan dan bekerja sama dengan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri dan Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Kuala Lumpur, Malaysia,” ujarnya.
Dia menambahkan, dari 10 mahasiswa yang terpilih itu nanti akan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu lima mahasiswa berkegiatan ke INTI International University and Colleges di Malaysia Barat, sedangkan lima mahasiswa lainnya berkegiatan ke Universiti Malaysia Sabah (UMS) di Malaysia Timur.
Selama ber-MBKM, mahasiswa difokuskan untuk membantu anak-anak pekerja buruh migran tidak resmi, di mana mereka tidak mendapatkan layanan pendidikan yang layak, khususnya untuk pendidikan normal.
Kasubdit Pertukaran Mahasiswa dan Mobilitas Akademik, Dr. M. Jacky, M.Si., mengatakan jika anak-anak keluarga migran itu bukan anak yang bodoh. Mereka pun tidak miskin. Tetapi, mereka buta dalam membaca, menulis, dan berhitung (calistung).
“Untuk berkomunikasi dengan teman-temannya, mereka bisanya telepon dan video call, tidak bisa ngetik. Nah, di sinilah tugas dari mahasiswa yang mengikuti proyek kemanusiaan untuk berperan salah satunya mengajari mereka calistung,” tandasnya.
Lebih lanjut, kegiatan-kegiatan lain yang dapat dilakukan mahasiswa selama melaksanakan MBKM proyek kemanusiaan antara lain ada program mitigasi bencana, pembentukan desa tangguh, pendirian sekolah aman bencana, dan sosialisasi stunting.
Menurutnya, memang dalam melaksanakan proyek kemanusiaan itu tidaklah mudah, karena fokus utamanya adalah ingin menyelamatkan jiwa manusia. Pihak kampus tidak sekedar melaksanakan MBKM berdasarkan program pemerintah saja, akan tetapi juga dituntut andil untuk membantu dalam membangun dan mengembangkan sumber daya manusianya.
Dia berharap supaya output proyek kemanusiaan dapat tercapai dengan baik, diantaranya yakni menyiapkan mahasiswa yang unggul dan memiliki kepekaan sosial. “Jangan sampai mahasiswa UNESA ketika lulus nanti hanya pintar di sisi intelektualnya. Mereka ya harus berkarakter, bermoral, dan memiliki kepekaan sosial yang tinggi terhadap sesama,” imbuhnya.
Selanjutnya, untuk persyaratan utama program proyek kemanusiaan ini diperuntukkan bagi mahasiswa yang akan menempuh semester 5. Jika ada mahasiswa semester 3 yang ingin ikut MBKM maka statusnya hanya relawan saja, belum bisa dikonversi ke nilai MBKM.[]
***
Reporter: Fionna Ayu Shabrina (FMIPA), dan Muhammad Dian Purnama (FMIPA)
Editor: @zam*
Foto: Tim Humas UNESA
Share It On: