Unesa mementaskan Ludruk Cak dan Pameran Lukisan di House Of Sampoerna, Kamis (16/5/2013), yang dimainkan Ludruk Duta Budaya Kelurahan Babadan, Kecamatan Wiyung Surabaya bersama mahasiswa jurusn Seni Rupa Unesa.
Dimulai tepat pukul 18.30 wib, halaman samping House of Sampoerna sudah penuh dengan pengunjung yang penasaran dengan pementasan ludruk. "Yang punya acara di sini mahasiswa Unesa, kita hanya memfasilitasi tempat dan mengajukan tema ludruk. Kan ini seni asli Surabaya," ujar Humas House of Sampoerna.
Pementasan Ludruk Cak menyita cukup banyak mahasiswa Unesa dan umum. Bahkan pengunjung yang hanya mampir ke restauran akhirnya ikut terbuai menonton celotehan khas ludruk, seperti yang dituturkan oleh Budi Kastanto. "Sebenarnya niat makan sama istri, kok ada ludrukan ya liat. Kangen sekarang sudah jarang ada di Surabaya," kata Budi.
Tampilan Ludruk Cak itu, berhasil membuat pengunjung terhibur. Di sela-sela pementasan, seniman ludruk sempat menjelaskan singkatan dari ludruk. " L itu Lembaga, U itu Untuk, D itu Dari, R itu Rakyat, dan K itu Kebudayaan. Jadi kalau tidak kita ya siapa yang melestarikan ludruk," paparnya.
Ketua panitia sekaligus kurator dan dosen Unesa, Sam, mengungkapkan bahwa pameran dan pementasan ini bertujuan untuk menunjukkan kebudayaan ke anak muda. "Referensi ya, tujuan cuma untuk menunjukkan kalau kita punya ludruk. Mungkin anak zaman sekarang, masa mudanya dulu tidak ada ludruk," katanya.(yy/syt)
Share It On: