www.unesa.ac.id
Pada babak penyisihan OISO diikuti 500 peserta. Babak penyisihan digelar pada Minggu 15 Oktober 2017 secara serentak di 4 Rayon yakni Surabaya, Tulungagung, Madiun, dan Jember. Sementara, babak semifinal dan final dilaksanakan pada Sabtu 28 Oktober 2017 di Aula Srikandi I6 FISH Unesa. Kegiatan rutin tahunan tersebut dibuka langsung oleh Dekan FISH Prof. Dr. Sarmini, M.Hum yang didampingi Ketua Program Studi (Kaprodi) S1 Sosiologi dan Ketua Panitia OISO, Ali Imron, MA.
Prof. Dr. Sarmini, M.Hum, Dekan FISH dalam pembukaan mengatakan bahwa olimpiade yang selenggarakan oleh Prodi S1 Sosiologi dan HMP Sosiologi dapat mempererat silaturahmi dan hubungan baik dengan stakeholder, khususnya siswa dan guru Sosiologi. Kegiatan semacam itu perlu dijadikan kegiatan rutin tahunan karena dapat dijadikan ajang silaturahmi siswa, guru, dan akademisi. “Supaya siswa bisa mengembangkan dan menyalurkan pengetahuannya melalui ajang olimpiade ini,” papar Sarmini.
Sementara itu, Ali Imron, MA selaku Ketua Panitia OISO menjelaskan bahwa olimpiade ini merupakan yang ketiga. Pelaksanaan pertama kali dimulai tahun 2014, 2015, dan 2017. “Kegiatan ini sempat vakum satu kali pada 2016,” ujar Ali Imron. Kegiatan ini, terang Ali bertujuan memberikan bekal media kompetensi secara aktif kepada siswa agar mendapatkan pengetahuan tentang sosiologi dari semua standart kelulusan. Selain itu, kegiatan ini juga memberikan wadah bagi siswa/siswi tingkat SMA/MA se-Jawa Timur untuk mengembangkan skill dan pengetahuan mereka tentang sosiologi. “Kegiatan ini juga dapat membangun citra positif lembaga kepada lembaga luar,” ujar Ali.
Pemenang olimpiade sosiologi 2017 adalah Juara I SMA Taruna Nusa Harapan, Mojokerto, Juara II SMA Negeri 1 Bangil, dan juara III SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo. Sementara itu, Juara Harapan I diraih MAN 3 Kediri dan Juara Harapan II diraih SMAK Kolese St. Yusup, Malang.
Dalam waktu bersamaan, Prodi Sosiologi juga menggelar Pelatihan Pendidikan Berbasis Gender Bagi Guru Sosiologi SMA/MA se Jawa Timur. Pelatihan diisi pakar gender dari FISH Unesa, Dr. Oksiana Jatiningsih, M.Si dan Refti Handini Listyani, S.Sos, M.Si. “Pelatihan ini agar guru dalam pengajaran dan penyusunan kurikulum diharapkan sadar dan peka gender,’ tukas Refti. (dayat/sir)
Share It On: