www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id., SURABAYA—Enam guru besar Universitas Negeri Surabaya (UNESA) kembali dikukuhkan di Auditorium, Rektorat, Kampus Lidah Wetan, Surabaya pada Kamis, 27 Juli 2023. Ditambah dengan enam gubes yang dikukuhkan dua hari lalu, artinya pekan ini UNESA sudah menghasilkan total 12 profesor baru.
Adapun yang dikukuhkan kali ini ialah Prof. Dr. Raden Sulaiman, M.Si., Guru Besar Ilmu Matematika (Aljabar), Prof. Dr. Anas Ahmadi, S.Pd., M.Pd., Guru Besar Ilmu Kritik Sastra Indonesia, dan Prof. Rooselyna Ekawati, S.Si., M.Sc., Ph.D., Guru Besar Ilmu Pengetahuan Pendidik Matematika.
Selain itu, Prof. Dr. Any Sutiadiningsih, M.Si., Guru Besar Ilmu Pendidikan Kewirausahaan Bidang Boga, Prof. Dr. Yuliani, M.Si., Guru Besar Ilmu Fisiologi Tumbuhan (Ekofisiologi Tumbuhan), dan Prof. Dr. Joko, M.Pd., M.T., Guru Besar Ilmu Teknologi Pembelajaran Kontrol Mesin Listrik.
Dengan pertambahan para guru besar berbagai disiplin keilmuan ini, diharapkan menjadi penguatan bagi UNESA PTN-BH dalam meningkatkan lagi kualitas riset, publikasi dan inovasi yang terekognisi internasional.
www.unesa.ac.id
Para guru besar tersebut, rata-rata sudah memiliki inovasinya masing-masing. Seperti Prof Yuliani misalnya yang sejak 2015 meneliti dan mengembangkan biopestisida atau pestisida nabati yang berasal dari berbagai tumbuhan yang ada di sekitar.
Dari risetnya bersama tim, dia menemukan formula Bioscaber dari ekstrak tumbuhan yang ditambahkan pupuk organik yang berasal dari limbah sekitar seperti cangkang telur dan lain sebagainya. Itu dicampur dengan zat pengatur tumbuh yang diambil dari kecambah dan eceng gondok.
Bahan tersebut nanti dicampur menjadi satu dan dimasukan ke dalam air biasa. Setelah itu, formulanya bisa langsung disemprotkan ke tanaman. Dari hasil penelitian dan uji coba bagi tanaman kedelai di Jombang, formula berbentuk cair itu bagus bagi pertumbuhan tanaman.
Dia melanjutkan, selain kedelai, formula tersebut juga sudah diterapkan pada sawit. Dia mengklaim, hasilnya bagus dan tidak ada bedanya dengan hasil pupuk sintetik atau pupuk kimia. Formula Bioscaber bisa menghalau hama atau penyakit yang ada di agro-ekosistem atau pertanian.
"Ini bisa buat ragam tanaman yang bisa dimanfaatkan daunnya seperti kangkung atau buahnya seperti cabai. Sekarang risetnya sampai di tahap uji coba skala lapang dan masih akan terus dikembangkan agar bisa masuk skala industri sehingga bisa digunakan masyarakat atau petani," bebernya.
Penemuan formula Bioscaber ini berangkat dari keresahannya melihat begitu banyaknya tanaman lokal yang belum banyak digunakan, utamanya sebagai bahan organik bagi tumbuhan. Kendati sudah ada petani yang membuatnya, tetapi mereka belum tahu dosisnya dan sebagainya.
Karena itulah, menurutnya perlu dikaji dan diteliti agar tanaman di sekitar bisa dimanfaatkan secara berkelanjutan dan takaran formula yang diberikan cocok bagi pertumbuhan tanaman. "Kalau dosisnya terlalu tinggi bisa mempengaruhi terhadap mikroorganisme dalam tanah. Otomatis, nutrisi atau unsur hara tanaman juga berubah," tutupnya
www.unesa.ac.id
Inovasi lain juga lahir dari tangan Prof Any Sutiadiningsih yang telah mengembangkan robot atau mesin pembuat nasi goreng. Mesin pengolah nasi goreng otomatis ini sudah diterapkan di mitra UMKM dalam skema Kedaireka.
Karyanya itu akan terus dikembangkan dan bisa diproduksi secara massal sesuai dengan target program Kedaireka. "Kami sudah memproduksi sebanyak lima awalnya lalu ditambah lagi tiga jadi delapan unit dari program kedaireka," ucap profesor kelahiran Madiun itu. [*]
***
Tim Reporter: Erzha/Sindy Riska/Saputra
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Tim Humas
Share It On: