www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id-Lamongan, Jajaran pimpinan Universitas Negeri Surabaya yang terdiri dari Rektor, Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan, Direktur Pascasarjana, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), dan tim psikolog menyambangi rumah mahasiswa yang masih tertahan di Wuhan China, Humaidi Said. Rombongan berkunjung ke kediaman keluarga Omed, sapaan akrab Humaidi Zahid yang berlokasi di Desa Payaman, Kecamatan Solo Kuro, Kabupaten Lamongan, Minggu (1/3).
Selain rombongan dari Unesa, turut hadir keluarga dari Muhamad Rezha Alda Putra dan Nico Fathir Rachman. Mereka berdua adalah mahasiswa yang nasibnya sama dengan Humaidi. Rezha merupakan mahasiswa berusia 20 tahun yang sedang menempuh pendidikan Hubey University of Science of Technology yang berlokasi di Kota Xianning, sedangkan Nico merupakan mahasiswa semester 1 yang tengah belajar Bahasa Mandarin dan masih berusia 18 tahun.
Rektor Unesa, Prof. Dr. Nurhasan, M. Kes., menjelaskan jika kunjungannya kali ini merupakan mandat dari KBRI dan Gubernur Jawa Timur untuk memberikan pendampingan kepada keluarga, serta menenangkan mahasiswa yang masih tertahan di Wuhan supaya kesehatannya tetap terjaga.
“Agar mereka di sana bisa tenang dan bisa menjalankan kebiasaan sesuai aturan-aturan yang ada,” ujar Nurhasan.
Terkait transportasi dan proses pemulangan, upaya-upaya terus dilakukan. Menurut Rektor, Gubernur terus melakukan koordinasi langsung dengan menteri luar negeri agar proses pemulangan bisa segera dilakukan.
“Jadi, kami mohon untuk ada percepatan pemulangan mahasiswa tersebut. Jadi sangat luar biasa, pemerintah kita sangat memperhatikan sekali,” ujar orang nomor satu di Unesa.
Terkait dengan tim psikologi yang turut serta, mereka sangat berharap peran dari psikolog bisa membantu menguatkan psikis mahasiswa agar tetap baik-baik saja. Tim ini akan mendampingi mahasiswa dan orang tua mulai hari ini sampai mahasiswa sudah dipulangkan ke tanah air, bahkan Rektor juga sudah menyiapkan ruangan khusus untuk pendampingan kepada keluarga dan mahasiswa. Rektor juga menghimbau para orang tua agar terus menjalin komunikasi dan memberikan semangat motivasi.
“Mohon memberikan informasi yang menyejukan dan menenangkan, agar kondisi kesehatan mereka tidak drop. Jadi, psikologi memberikan pendampingan kepada keluarga agar tetap memberikan motivasi kepada anaknya untuk bisa survive dengan kondisi saat ini. Agar apa yang sedang kami upayakan bisa terkendali dan tidak terdampak,” terang Nurhasan.
Para orang tua mahasiswa tidak perlu khawatir tentang logistik karena Rektor Unesa menjamin persediaan materi mahasiswa selama di sana (Wuhan).
“Untuk logistik sangat aman, karena selain Unesa yang mem-back up, ada KBRI serta termasuk kampus di China,” imbuhnya.
Dadang Hermawan selaku Ayah dari Rezha tak henti-hentinya berdoa dan selalu menjalin komunikasi mulai dari siang dan malam.
“Kalau masalah komunikasi lancar. Tapi dia sendiri boleh dikatakan pasrahlah kalaupun dia tidak bisa pulang. Tapi saya selaku orang tua selalu support dia, jangankan 3 orang nak, satu orang pun pemerintah akan berusaha memulangkannya,” ucap Dadang.
Pihak keluarga juga terus berharap agar proses pemulangan bisa segera terealisasi. Mereka khawatir wabah ini akan terus menyebar. Mereka juga mengkhawatirkan kondisi psikis anak-anaknya.
“Sebelum wabah ini makin menyebar, kami terus berharap kepada pemerintah akan segera dilakukan pemulangan anak-anak kami yang masih tertahan di sana,” imbuhnya. (Suryo/ay)
Share It On: