www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id-Surabaya, Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau memiliki berbagai ragam bahasa daerah. Namun, meskipun masing-masing daerah memiliki beragam bahasa daerah, bahasa nasional yang digunakan adalah Bahasa Indonesia. Hal itu bertujuan untuk mempermudah komunikasi antarsuku atau daerah.
Keberagaman bahasa Indonesia tersebut disampaikan Unesa saat menjadi host dalam ajang East Java Exploration (EJx) 2020 batch 2 pada Sabtu (03/10/2020). Dalam ajang yang diikuti oleh 30 mahasiswa dari berbagai universitas di Asia, Afrika, Amerika, dan lain-lain, Unesa menjelaskan tentang Indonesia Language Diversity.
Dua narasumber yang dihadirkan Unesa adalah Asrori, S.S, M.Pd, Ketua Office of International Affairs (OIA) Unesa dan Prima Vidya Asteria, S.Pd, M.Pd Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia Unesa.
Dalam penjelasannya, Asrori menyampaikan bahwa Indonesia memiliki 17.504 pulau. Dari jumlah tersebut, 16.056 pulau telah memiliki nama baku di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Menariknya, hampir setiap pulau atau budaya tersebut memiliki Bahasa Daerah masing-masing.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa penduduk Indonesia berjumlah 268,6 juta jiwa, 1340 suku dan 742 bahasa. Di antara 10 suku terbesar yaitu Jawa 10%, Sunda 15 %, Batak 4%, Madura 3%, Betawi 3%, Minangkabau 3%, Bugis 3%, Banten 2%, Banjar 2%, dan Aceh 2%. Menariknya, setiap suku memiliki ciri khas dan bahasa daerahnya masing-masing.
Asrori menjelaskan, terdapat 10 Bahasa Daerah dengan Penutur Terbanyak di Indonesia yaitu Bahasa Jawa (84.300.000 jiwa), Bahasa Sunda (34.000.000 jiwa), Bahasa Madura (13.600.000 jiwa), Bahasa Minangkabau (5.530.000 Jiwa), Bahasa Musi (3.930.000 jiwa), Bahasa Bugis (3.500.000 jiwa), Bahasa Banjar (3.500.000 jiwa), Bahasa Aceh (3.500.000 jiwa), Bahasa Bali (3.330.000 Jiwa), dan Bahasa Betawi (2.700.000 Jiwa).
“Walaupun memiliki bermacam-macam suku dan Bahasa daerah tetapi Bahasa Nasional Republik Indonesia adalah Bahasa Indonesia. Ini semua, agar memudahkan masyarakat Indonesia untuk saling berkomunikasi. Bahasa Indonesia biasa digunakan di lingkup akademik, administrasi, dan kegiatan-kegiatan formal lainnya,” paparnya.
Setelah pemaparan materi dari Asrori, para peserta diajak mempraktikkan bagaimana cara berkenalan menggunakan Bahasa Jawa Suroboyoan. Praktik berbahasa tersebut dipandu oleh Ashar dari tim Office of International Affairs (OIA).
Sementara itu, Prima Vidya Asteria menyampaikan meteri tentang Bahasa Indonesia is Fun. Ia mengajarkan dasar-dasar Bahasa Indonesia kepada peserta East Java Exploration (EJX) 2020 dan berbagai keunikan yang dimiliki oleh Bahasa Indonesia.
“Bahasa Indonesia itu memiliki keunikan, di antaranya tidak menggunakan waktu, asyik, sederhana, dan terdapat serapan dari Bahasa Asing sehingga mudah untuk dipelajari,” terang Prima. (wulida/sir)
Share It On: