www.unesa.ac.id
Sejumlah 1614 perwakilan mahasiswa dari 126 perguruan tinggi (PT) seluruh Indonesia penuh semangat mengikuti kegiatan ini, termasuk Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Dari 34 proposal didanai, Unesa berhasil mengirim 9 tim ke PIMNAS, yaitu Ainun dkk. (T’rain), Pero dkk. (LSM), Febriansyah Gilang dkk. (Anti Salting dan Sport Tourism Ojhung), Tyas dkk. (SEMUT), Ghea (Biokomputasi Aktivitas Evodiamine dari Ekstrak Daun Zodia), Fajar dkk. (MIBER KUY), M. Irfan (KEROKAN), dan Rizky dkk. (SIPENA).
Unesa menunjukkan kesungguhannya dalam mendukung mahasiswa yang maju PIMNAS. Jajaran pimpinan (rektor dan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni), Dekan FE, FISH, FMIPA, beserta semua Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni selingkung Uneaa turut hadir langsung memberikan dukungan moral.
Tak tanggung-tanggung, Unesa juga menyertakan tim penalaran Unesa untuk terus mendampingi tim sebelum, saat, dan pasca PIMNAS. "PIMNAS ini merupakan salah satu kegiatan bergengsi, salah satu komponen yang mempengaruhi hasil pemeringkatan PT. Unesa terus berbenah melalui sosialisasi PKM, PKTI, workshop, camp PKM, dan berbagai pelatihan lainnya”, ujar Dr. Agus Hariyanto, M. Kes., selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni.
Seperti PIMNAS tahun sebelumnya, kompetisi di masing-masing kelas berlangsung sangat sengit. Semua kelompok memperjuangkan medali emas, perak, perunggu, dan presentasi terfavorit di tiap kelas. Selain itu, mereka juga berupaya melayani pertanyaan juri ketika pameran poster hasil PKM.
Puncaknya, pada penutupan PIMNAS di Taman Budaya Art Centre Denpasar (30/8/2019), berbagai budaya khas Bali ditampilkan untuk memeriahkan acara. Dua gambar maskot ‘Garuda Unggul” berukuran besar menghiasi panggung terbuka. Sorak sorai dari tim PKM beserta para pendukung membuat atmosfer juara semakin panas.
Dari 9 tim Unesa, Antisalting: Penerapan Media Painting Stone dalamCircuit Training untuk Siswa Tuna Netra berhasil meraih medali emas untuk kategori poster. Anti Salting merupakan PKM skim Pengabdian kepada Masyarakat yang dirancang untuk mengembangkan keterampilan motorik siswa SLB A YPAB Surabaya melalui media painting stone. Poster PKM ini mereka rancang melalui beberapa revisi dengan memerhatikan aspek konten dan estetika.
Ketika pameran poster, Gilang, sapaan akrab Febryansah, mengaku bahwa mendapat banyak pertanyaan dari juri. Mulai dari latar belakang, masalah mitra, metode pelaksanaan kegiatan, cara pembuatan, dan pembuatan huruf braille pada painting stone. Semua pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan lancar. “Capaian medali emas ini membuat saya sangat bersyukur. Di akhir masa studi, saya berhasil lolos PIMNAS dengan dua judul PKM dan pulang membawa medali emas. Saya beruntung punya tim yang solid dan dosen pembimbing yang baik”, ujar Gilang.
Dwi Lorry sebagai pembimbing bahagia atas capaian Febryansah dkk. Namun, ia berharap agar semua mahasiswa Unesa dapat belajar untuk lebih baik lagi agar Unesa selalu dan semakin jaya. Keberasilan tim ini juga merupakan buah manis dari dukungan penuh Fakultas Ilmu Olahraga (FIO) Unesa. Wakil Dekan bidang Kemahasiswaan dan Alumni FIO Unesa, Abdul Hafidz, S. Pd., M. Pd., merasa bangga karena FIO dapat meloloskan dua PKM. Hal ini merupakan pembuktian bahwa FIO juga bisa berprestasi bukan hanya pada hal olah raga yang mengandalkan otot, melainkan juga jago dalam kepenulisan ilmiah.
FIO telah melakukan camp dengan mendatangkan tim penalaran Unesa dan eksternal, serta memehuhi segala kebutuhan tim PKM dalam melaksanakan kegiatannya. Hal ini merupakan dukungan nyata agar PKM bisa berjalan optimal. Menurutnya, Unesa sudah saatnya naik level lebih tinggi. Semua mahasiswa Unesa, khususnya FIO, harus semangat dalam mempertahankan capaian yang didapatkan serta selalu bersedia belajar untuk lebih baik lagi.
Sementara itu, Dekan FMIPA Unesa, Prof. Dr. Madlazim, M. Si., telah berhasil menjadi model Guru Besar dan Pejabat Struktural yang bersedia ‘turun gunung’ membimbing PKM. Ia telah menjadi pembimbing PKM sejak menjadi dosen muda. Kini, di sela-sela kesibukannya menjadi peneliti dan dekan, beliau tetap rutin membimbing Tim PKM-KC LSM (Landslide Smart Mitigation) yang disusun Pero Nika dkk. Menurutnya, PKM ini sangat penting karena mampu melatih kemampuan saintifik mahasiswa. Unesa perlu belajar dari PT lain untuk memperbaiki pola pembimbingan PKM. Ia berharap semua dosen juga memberikan dukungan penuh bagi mahasiswa yang menulis PKM sehingga tercipta sinergi akademik dan nonakademik.
Kesadaran akan pentingnya PKM, khususnya PIMNAS, yang semakin tinggi, membuat semua perguruan tinggi di Indonesia berlomba-lomba membuat lompatan agar mahasiswa dapat menyiapkan proposal yang berkualitas. Rektor Unesa, Prof. Dr. Nurhasan, M. Kes., menyatakan Unesa telah melakulan beberapa strategi agar sukses PIMNAS. Kebijakan rektor tentang 'bebas skripsi' bagi mahasiswa yang lolos PIMNAS diharapkan ampuh melecutkan semangat mahasiswa Unesa untuk berprestasi melalui PKM. Selain itu, juga akan ada reward berupa bebas UKT dan tabanas bagi yg dpt medali. Karenanya, mahasiswa Unesa harus semangat menulis PKM yang berkualitas dan sukses di PIMNAS, ujarnya.
Hasil PIMNAS kali ini memang belum sesuai dengan target Unesa, tetapi capaian yang diperoleh lebih baik dari PIMNAS ke-31. Para WD Bidang Kemahasiswaan dan Alumni selingkung Unesa sepakat berbenah di fakultas masing-masing. Di akhir kegiatan PIMNAS, PIC PKM Unesa, Dr. Sifak Indana, M, Pd. (WD 3 FMIPA) mengajak dosen dan mahasiswa bersyukur bersama atas capaian medali emas dan melakukan refleksi bersama.
Mengingat prestise PIMNAS yang begitu bergengsi di tingkat nasional, didukung dengan reward luar biasa yang diberikan Unesa, tak ada alasan lagi bagi mahasiswa Unesa untuk mengelak atau bermalas ria dalam menulis PKM. Sudah saatnya Unesa berkaca pada kesuksesan UGM dalam merebut dan mempertahankan Piala Juara Umum. Unesa, jaya! (Prima)
Share It On: