www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA-Universitas Negeri Surabaya (UNESA) gencar menjalin kerja sama dengan berbagai institusi pendidikan di berbagai negara. Ini merupakan wujud komitmennya setelah menyandang status PTN BH dan menuju world class university atau WCU. Salah satu upayanya adalah menyelenggarakan UNIFUR (Unesa’s International Forum of University Rectors) 2022 di Auditorium Lantai 11, Gedung Rektorat, Kampus Lidah Wetan, Surabaya, pada Kamis, 8 Desember 2022.
UNIFUR merupakan kegiatan tahunan Bidang Perencanaan dan Kerja Sama UNESA yang melibatkan pimpinan perguruan tinggi di berbagai negara. Pada tahun ke-3 ini, pimpinan atau pakar perguruan tinggi yang terlibat baik sebagai pembicara utama sesi pleno maupun pembicara tamu focus group discussion (FGD) yaitu Prof. Dr. Bettina Amrhein, profesor dari Education at University of Duisburg, Germany, Prof. Diah Ayu Maharani, Ph.D., Educational and Cultural Attache-Embassy of the Republic of Indonesia in Washington D.C., USA, dan Mr. Khairul Munadi Educational Attache-Embassy of the Republic of Indonesia in London, UK.
Selain itu, Prof. Dr. Ir. Aisyah Endah Palupi, M.Pd., Educational Attache-Embassy of The Republic of Indonesia in Manila, The Philippines., Yudil Chatim., Educational and Cultural Attache-Embassy of the Republic Indonesia in Beijing, People’s Republic of China, dan Luh Anik Mayani, Ph.D., Educational Attache-Embassy of the Republic of Indonesia in Paris, France, serta Yayat Hendayana Koordinator Humas dan Kerja Sama Ditjen Dikti yang mewakili Dirjen Dikti.
Ketua Panitia, Asrori menyampaikan bahwa total perguruan tinggi yang terlibat yaitu sekitar 50 institusi dari 15 negara. Sebagian dari mereka menjadi pemateri di beberapa sesi diskusi maupun FGD. Acara ini, lanjutnya merupakan salah satu upaya UNESA untuk memperluas dan memperkuat kerja sama dengan institusi di berbagai negara.
“Setelah jadi PTN BH, kerja sama internasional menjadi salah satu tuntutan kami. UNIFUR ini termasuk media untuk bertemu dengan partner internasional saling bertukar pikiran dan informasi terkait apa yang sudah dilakukan termasuk inovasi di kampus atau negara masing-masing,” ujar kepala Kantor Urusan Internasional (KUI) UNESA itu.
Lewat kerja sama internasional, banyak program yang bisa dilakukan bersama ke depan, termasuk pertukaran pelajar dan dosen, kolaborasi riset dan publikasi ilmiah termasuk kelas atau kursus musim panas (summer course). Selain itu, juga kolaborasi mengadakan forum internasional membahas isu-isu mutakhir tingkat global seperti krisis global, pendidikan, termasuk peran perguruan tinggi di dalamnya.
www.unesa.ac.id
World Class University
Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama UNESA Dr. Sujarwanto, M.Pd., menuturkan, sesuai dengan tema Enhancing Universities’ G20 Involvement to Achieve World Class University, tahun ini forum mendiskusikan isu G20 termasuk tiga sektor prioritas yang dibahas di dalamnya seperti penguatan arsitektur kesehatan global, transisi energi dan transformasi digital. “Nah, peran perguruan tinggi kira-kira ini apa dan apa yang bisa dikerjasamakan ke depan. Itu yang kita sama-sama bahas sekarang,” paparnya.
Arah penguatan kerja sama internasional tersebut yaitu sebagai jalan menuju world classs university atau WCU. Karena, dengan kerja sama, pihaknya bisa mengadakan riset dan publikasi bersama yang tentunya bisa menjadi nilai tambah untuk menaikan peringkat UNESA di tingkat dunia.
Dia melanjutkan, aspek kerja sama yang diunggulkan UNESA tidak jauh dari bidang unggulannya yaitu pendidikan, olahraga, seni dan disabilitas. Nah, salah satu yang didorong UNESA lewat kerja sama internasional adalah meningkatkan kesadaran bersama untuk memberikan layanan atau aksesibilitas yang berkualitas kepada penyandang disabilitas. “Karena itu, kami meluncurkan UNESA-DIMETRIC (Disability Inclusion Metrics) sebagai wadah pemeringkatan perguruan tinggi di dunia dalam hal layanan disabilitas,” jelasnya.
Wujudkan Kampus ‘SETARA’
UNESA-DIMETRIC, lanjut Sujarwanto, membawa misi untuk mewujudkan kampus SETARA (sustainable, equality, accountable dan responsible) di dunia. Pemeringkatan ini diluncurkan sejak 15 Agustus 2022 yang dihadiri Kemenpora RI Zainudin Amali kemudian masuk tahap registrasi institusi di dunia dan hari ini adalah awarding-nya. “Harapannya seluruh institusi pendidikan di dunia termotivasi untuk sama-sama mewujudkan lingkungan yang ramah bagi penyandang disabilitas,” tutupnya.
Mewakili rektor, Prof. Dr. Bambang Yulianto, M.Pd., mengatakan bahwa komitmen UNESA setelah PTN BH adalah meningkatkan kualitas di seluruh aspek termasuk kerja sama internasional sebagai jalan internasionalisasi program. “Menjadi PTN BH memang tidak mudah termasuk menuju WCU, tetapi dengan komitmen kita bersama, semuanya bisa capai step by step.Mulai dari UNIFUR ini, kita perkokoh kerja sama lintas negara,” ucap Wakil Rektor Bidang Akademik UNESA itu.
Sementara itu, Yayat Hendayana, Koordinator Humas dan Kerja Sama Ditjen Dikti Ristek mengapresiasi atas terselenggaranya UNIFUR yang bisa memperkuat kerja sama internasional dan mendorong perguruan tinggi di Indonesia termasuk UNESA menjadi WCU. Untuk menjadi kampus berstandar dunia ada beberapa instrumen yang harus dipenuhi di antaranya, terkait dosen, riset dan kemahasiswaan.
“Menjadi WCU selain upaya internal kampus seperti UNESA lewat acara ini, kami juga dari Ditjen Dikti mendorong dan memberikan bantuan beasiswa dosen dari S-2 ke S-3. Sehingga teman-teman dosen di UNESA yang masih magister bisa lanjut studi doktor. Dosen yang doktor menjadi nilai tambah atau barometer bagi UNESA untuk menjalin kerja sama, riset dan publikasi yang menjadi poin penting pemeringkatan kampus dunia,” paparnya.
Selain itu, pihaknya memiliki program pendanaan salah satunya IISMA (Indonesian International Student Mobility Awards) untuk mendorong mahasiswa belajar atau mencari pengalaman di institusi luar negeri. Meskipun hanya satu semester, program ini bisa menjadi tambahan bagi UNESA dalam data banyaknya mahasiswa yang berkegiatan di luar kampus luar negeri. Kemudian pendanaan riset melalui DIPA maupun LPDP. “Ini salah satu wujud komitmen pemerintah untuk mendorong perguruan tinggi termasuk UNESA untuk menjadi WCU,” tandasnya.
www.unesa.ac.id
MoU dengan Mitra Internasional
Lewat UNIFUR ini, UNESA juga menandatangani memorandum of understanding atau MoU dengan sejumlah institusi di antaranya, 1) Sibling Academy of Quality Education, Pakistan, 2) Singapore University of Social Sciences, (SUSS), Singapore, 3) Nanyang Polytechnic International (NYPi), Singapore, 4) Universidade Oriental de Timor Lorosa'e (UNITAL), Timor Leste, 5) National Taiwan Ocean University (NTOU), Taiwan, 6) South East Asia Minister of Education Organization Regional Centre for Early Childhood Care Education and Parenting (SEAMEO CECCEP), Indonesia, dan 7) Chaudhary Devi Lal University (CDLU), India.
Guna mengapresiasi kerja sama lintas perguruan tinggi yang dilakukan selama ini, UNESA juga memberikan penghargaan atau Partnership Excellence Award kepada sejumlah institusi seperti The University of York, United Kingdom, King Mongkut University of Technology North Bangkok, Thailand, Tarlac Agricultural University, The Philippines, University Technology Malaya, Malaysia, University of Newcastle, Australia dan UK Embassy. [HUMAS UNESA]
***
Reporter: Fadinah/Hasna
Editor: @zam Alasah*
Foto: Dokumentasi Tim Humas UNESA
Share It On: