www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA-UNESA mengadakan Unesa’s International Forum of University Rectors atau UNIFUR 2021 pada 23–25 November 2021. Kegiatan yang mempertemukan pejabat, pakar, praktisi lintas negara itu merupakan bagian dari rangkaian peringatan Dies Natalis ke-57 UNESA.
Pada hari kedua, yakni 24 November 2021, sejumlah narasumber membahas seputar isu global seputar pendidikan, teknologi dan ekonomi serta bagaimana peran Indonesia bahkan UNESA di dalamnya. Kegiatan tersebut, dilaksanakan secara daring dan dihadiri sekitar 200 peserta dari berbagai negara itu dipandu oleh Wulan Saroinsong, Ph.D.
Prof. Dr. Bambang Yulianto, M.Pd, Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Negeri Surabaya menyatakan bahwa tantangan yang dihadapkan bangsa Indonesia bahkan dunia saat ini cukup besar. Karena itu, untuk menyelesaikannya dibutuhkan kerja keras dan kerja sama lewat berbagai inovasi bersama antar berbagai pihak dan stakeholder.
Menurutnya, upaya yang dihadirkan salah satunya perlu melakukan integrasi IPTEK termasuk big data. "Perlu juga menjembatani IPTEK dalam pendidikan dengan industri teknologi," ujarnya. Dia berharap, UNIFUR yang dihadiri pembicara dari kalangan pejabat, pakar dan praktisi lintas negara memberikan nilai lebih bagi UNESA dan manfaat bagi kemajuan Indonesia ke depannya.
Pemateri pertama, Dr. Mercy Karuniah Jesuvadian dari Institut Pendidikan Nasional Singapura paparkan tentang “Pandemic Parenting”. Ia menyatakan, permasalahan yang muncul saat ini di antara soal finansial, tenaga kerja dan stres. Itu semua bisa berasal dari diri sendiri, sumber daya maupun hubungan dengan orang lain.
Hal yang bisa menjadi pemicu stres di antara lainnya yaitu pembatasan dalam melakukan perjalanan, adanya isolasi sosial, timbulnya rasa khawatir mengenai kesehatan dan keselamatan baik diri sendiri maupun keluarga, serta timbulnya rasa ketidaknyamanan dalam bekerja. Beberapa cara penyelesaian tersebut di antaranya dapat diatasi dengan mendapatkan support dari teman, keluarga, sekolah, maupun pemerintah.
Materi yang kedua disampaikan oleh H.E. Mohammad K. Koba, selaku Ambassador atau Deputy Permanent Representative of Indonesia to the UN in New York. Ia menuturkan, dari segi pendidikan yang inklusif dan adil tentu akan membawa resolusi baru bagi pendidikan dalam membantu kegiatan pembangunan berkelanjutan. Strategi yang dapat diterapkan ialah lebih memperkaya program akademik dan membangkitkan basis pengetahuan dan pengalaman bagi mahasiswa.
Selanjutnya materi yang ketiga disampaikan oleh Prof. Buxin Han, Ph. D. dari Institute of Psychology, Chinese Academy of Sciences dan Department of Psychology, University of the Chinese Academy of Sciences. Ia memaparkan tentang “A Psychologist Integrated Copying Strategy in The Covid-19 Pandemic – A Case Report From China”. Menurutnya, pemeliharaan dan promosi kesehatan yang dilakukan oleh Chinese Arts Of Language ialah mengenai puisi, kaligrafi, lukisan, dan segel.
Sedangkan pemeliharaan dan promosi yang dilakukan oleh seseorang ialah mengenai kehidupan sehari-hari dengan kehidupan di tempat kerjanya. Orang yang dikatakan sehat dapat dilihat dari kesehatan fisik, mental, dan rohani. Penanaman pengetahuan budaya pun juga turut membantu nilai estetika, perhatian, spiritualitas dan kognisi yang tertanam.
Sementara itu, Dr. Saniyat Islam (Educator and Researcher) dari Royal Melbourne Institute of Technology Australia membawakan materi “The Resiliency of Fashion Industry and The Roles of Higher Education Institution in the post COVID 19 Era”.
Industri fashion merupakan salah satu industri yang paling boros di dunia. Sangat penting memahami rantai nilai dari tekstil. Rantai nilai itu sendiri dapat diartikan sebagai kumpulan aktivitas yang dilakukan untuk merancang suatu operasional dari bisnis yang hendak dijalankan. Rantai nilai dan cara melakukan aktivitas tersebut merupakan cerminan dari sejarah, stategi, implementasi, dan ekonomi yang mendasari suatu perusahaan.
Semakin lama perusahaan beroperasi, akan semakin tinggi pula tingkat kompleksitas persaingan bisnisnya. Dalam industri fashion penting memerhatikan bahan baku, produksi kain, pewarnaan, desain dan nama brand, pemasaran, dan distribusi sampai ke tangan konsumen. (Humas UNESA)
Share It On: