Sengkuni 6 2024 dibuka untuk umum selama empat hari ke depan atau sampai Minggu, 17 November 2024.
Unesa.ac.id. SURABAYA—Ragam karya seni rupa terpajang di setiap sisi ruangan dan koridor Gedung T3, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Universitas Negeri Surabaya (UNESA) Kampus 2 Lidah Wetan, Surabaya, pada Kamis, 14 November 2024. Karya dari para seniman lokal dan mancanegara itu ditampilkan dalam Sengkuni 6 International Art Exhibition.
Sengkuni (Serangkaian Ungkapan Karya Seni) merupakan pameran karya seni internasional yang pada tahun keenam ini diselenggarakan Prodi Seni Rupa (murni) dan Prodi Pendidikan Seni Rupa UNESA. Pameran dibuka untuk umum sampai Minggu, 17 November 2024.
“Untuk tahun ini kami mengusung tema Transisi, yang menampilkan 165 karya para seniman lokal dan mancanegara. Peserta yang berpartisipasi ada yang dari Jerman, Filipina, Kanada, Mexico, hingga Swiss," ucap Engga Mahendra, ketua panitia.
Dia menambahkan, tema tersebut bermakna suatu peralihan atau perubahan linimasa. Artinya, karya seni yang ditampilkan merepresentasikan proses terjadinya perubahan, peralihan, atau lompatan dalam rentang waktu tertentu.
Wakil Rektor IV menjajaki satu persatu berbagai karya seni yang dipajang dalam pameran internasional tersebut.
"Semoga kegiatan ini menjadi wadah pertemuan antara karya seniman dengan publik pecinta seni rupa. Juga, diharapkan dapat memotivasi mahasiswa dan seniman muda untuk terus berkarya," ucapnya.
Dekan FBS, Syafi'ul Anam menuturkan, pameran ini konsisten menunjukkan komitmen dalam menyiapkan wadah kreativitas bagi para mahasiswa dan seniman, sehingga karya mereka bisa ‘dinikmati’ civitas dan masyarakat umum.
"Terima kasih kepada teman-teman panitia dan prodi yang membawa kegiatan ini semakin dikenal luas dan sukses setiap tahunnya. Ini luar biasa, apalagi ada karya peserta dari enam negara. Keren!," ucapnya.
Wakil Rektor IV dan dekan FBS berpose di salah satu booth pameran yang menampilkan sejumlah barang vintage.
Kegiatan ini dibuka Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan, Pengembangan, Kerja Sama, dan Teknologi Informasi dan Komunikasi, Martadi. Dia mengapresiasi, kegiatan ini dari tahun ke tahun terus menampilkan versi terbaiknya, baik dari aspek penyelenggaraan maupun karya.
Baginya, pameran ini menjadi ruang bagi civitas untuk berkarya dan menunjukkan eksistensi diri. Bagi dosen, ini bisa sebagai sarana untuk menunjukkan hasil dari proses belajar yang dilakukan. Selain itu, juga menjadi ruang branding dan eksistensi bagi lembaga dalam rangka pemeringkatan.
"Usulan saya, karya yang dipamerkan ini dibuatkan hak ciptanya. Saya sudah ngobrol dengan Pak Dekan FBS. Nanti saya bantu komunikasikan dengan tim hak cipta di kampus. Hal ini akan menjadi jejak portofolio teman-teman sebagai seniman ke depan," ucapnya.
Pengunjung menikmati sajian seni rupa berupa jam dinding dengan bentuk komponen yang berbeda.
Acara ini, tambah Martadi, merupakan wujud jati diri dan kemampuan civitas dan seniman muda UNESA untuk menjadi profesional yang kreatif, inovatif, dan siap berkontribusi untuk masyarakat, bangsa, dan negara melalui karya seni.
Kegiatan ini mendapat respons positif dari para pengunjung yang tidak hanya berasal dari internal UNESA, tetapi juga pelajar, dan mahasiswa kampus lain. Menurut mereka, pameran ini penting untuk menambah wawasan dan menjadi motivasi untuk terus berkarya dan berinovasi.
Safira Nisa Putri, mahasiswi S-2 Seni Budaya UNESA mengungkapkan, Sengkuni 6 ini telah berhasil menampilkan tema transisi, yang dapat dimaknai sebagai perubahan atau lompatan.
"Karyanya banyak dan keren bangat, sehingga bisa menyulap gedung T3 menjadi berbeda. Ketika datang ke sini tadi, saya seperti memasuki dunia lain, atau dunia seni rupa yang benar-benar baru," ucapnya.[*]
***
Reporter: Nisrina Hikaru Putri Roshad (FIP), dan Ajwa Elizia Alwi (FBS)
Editor: @zam*
Foto: Tim HUMAS UNESA
Share It On: