www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, Surabaya - Program Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya mengadakan Webinar Nasional bertajuk “Membangun Generasi Muda dengan ‘Value Sport’ Guna Menyongsong Generasi Emas 2045”. Webinar ini diselenggarakan melalui aplikasi Zoom Meeting dan dihadiri lebih dari 300 peserta yang berasal dari mahasiswa S1 Fakultas Ilmu Olahraga, mahasiswa S2 dan mahasiswa S3 Ilmu Keolahragaan Program Pascasarjana, Dosen Fakultas Ilmu Olahraga UNESA, UNP Kediri, Universitas Sulawesi Barat, Lubuk Linggau, Universitas Tangerang, Universitas Kalimantan Barat, serta mahasiswa PJOK Universitas Negeri Malang. Bahkan ada juga peserta yang berasal dari Filipina.
Menurut Drs. Fatkhur Rohman Kafrawi, M.Pd, selaku ketua pelaksana, webinar ini merupakan salah satu agenda program pascasarjana S3 Ilmu Keolahragaan untuk berkomitmen dan berkontribusi dalam pengembangan pembinaan olahraga nasional.
Prof. Toho Cholik Mutohir, Ph.D narasumber dalam webinar ini menyatakan pembinaan olahraga dimulai dengan memperbaiki karakter terlebih dahulu. Pendidikan karakter sangat esensial dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, pendidikan karakter yang dikembangkan akan menghasilkan lulusan sebagai calon pemimpin bangsa yang berkarakter dan ini akan menjadi modal sebagai generasi penerus bangsa. Sekolah dan kampus yang mengembangkan Pendidikan karakter berperan sebagai “kemudi” yang menghasilkan siswa dan mahasiswa yang memiliki jati diri. Menurut Prof. Toho, sebagai seorang atlet atau pun orang yang bergelut di dunia olahraga, karakter yang baik juga diperlukan, oleh karena itu mereka perlu untuk memahami terlebih dahulu mengenai filsafat olahraga. Kita sebagai manusia salah satu tugas utamanya adalah untuk membangun kehidupan yang lebih baik. “Pada hakikatnya dalam kehidupan manusia anda dituntut untuk bijak, oleh karena itu seorang pengambil keputusan dalam olahraga harus memahami etika filsafat dalam olahraga. Ada value yang itu bisa di transfer atau bisa ditanamkan kepada peserta didik atau kepada orang – orang yang melakukan olahraga dalam rangka upaya sportiftas atau faiplay. “ tegas Prof. Toho dari Badan Sport Sience Jawa Timur.
Sementara itu Dr. Made Pramono S.S M.Hum menyatakan untuk membantu pengembangan karakter etika olahraga, ontologi harus ditemukan terlebih dahulu sebab hal ini berguna untuk memahami apa yang akan dikaji. Kedua adalah epistemologi, yang akan menjadi bahan untuk mengkaji pengetahuan berikutnya, tahap ini lebih banyak masalah proses bagaimana mengetahui dan mencermati. Umumnya berpatokan pada dua hal yakni nalar dan pengalaman atau indera. Yang ketiga adalah aksiologi yang membahas manfaat dan nilai.
Membangun karakter generasi muda melalui pendekatan sport value. Salah satu yang termasuk dalam sport value ini adalah fairplay (bermain secara adil). Menurut Dr. Made, harus disadari bahwa olahraga mempunyai banyak masalah. Terlebih kita sering temui pada olahraga yang kompetitif, banyak kita temui persaingan yang tidak sehat. Etika menjadi sebuah landasan bagaimana kita bersikap dalam berolah raga, etika ini berkaitan dengan olahraga. Setiap pertandingan harus ditanamkan betul bahwa lawan bertanding kita merupakan kawan diluar lapangan bukan lawan yang harus dibunuh .
Sedangkan Hijrin Fitroni, S.Or., M.Pd memaparkan ada enam pilar etika untuk mewujudkan karakter value of sport, yakni trustworthiness yakni bagaimana kita dapat memberikan kepercayaan kepada orang – orang terdekat kita, respect yakni tradisi menghormati sangat penting, menang dengan anggun kalah dengan terhormat, responbility yakni dimana ini bagaimana kita menjadi trend model yang positif, fairness yang merupakan kunci utama dalam fairplay, jangan sekali – sekali melakukan kesempatan yang tidak fair (adil), caring bermakna lawan merupakan kawan yang harus kita hargai, citizenship bermakna harus bangga dengan kenegaraan kita, bangga terhadap aturan dan bangga terhadap pernampilan kita.
Salah satu urgensi dalam karakter etika berolahraga ini adalah penggunaan dopping. Dimana 32% atlet menggunakan dopping jenis Anabolic Steroid. Pengguna steroid ini berharap bisa mempercepat pemulihan ketika cidera. Steroid jika digunakan dala waktu yang panjang akan berbahaya pada kondisi atlet. Novandri Ayubi S.Or,. M.Kes. mahasiswa S3 yang juga menjadi narasumber dalam webinar ini mengatakan dampak psikologi atlet yang mengunakan steroid dia akan terus mengkonsumsi steroid atau kecanduan, ketika dia juara dia akan ketergantungan, misalnya ketika dia tidak menggunakan, dia akan merasa tidak akan juara. Selain dampak psikologi, konsumsi steroid juga berdampak pada kesehatan sang atlet sehingga hal tersebut nantinya akan menggangu fairplay. (Humas Unesa)
Penulis : Sekar
Editor : Vin
Share It On: