Workshop on Extensive Reading di Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) UNESA.
Unesa.ac.id., Surabaya—Dua ahli pembelajaran bahasa, Dr. Willy A. Renandya dan Francisca M. Ivone, S.Pd., M.A., Ph.D., menjadi pemateri dalam Workshop on Extensive Reading yang digelar Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) bersama ER Foundation dan Indonesian Extensive Reading Association (IERA) pada 15 Juli 2024.
Pada kegiatan yang dilaksanakan di Auditorium T14 Unesa Kampus 2 Lidah Wetan ini, puluhan peserta yang terdiri dari dosen dan guru bersiap untuk menerima cara implementasi program ER untuk meningkatkan minat baca dan mengembangkan kemampuan bahasa bagi anak didiknya dari kedua ahli.
Dr. Willy A. Renandya, dosen bahasa di National Institute of Education, Nanyang Technological University, Singapura ini menuturkan hal yang terpenting dalam meningkatkan kemampuan bahasa pada anak didik adalah penerapan Extensive Reading (ER) dan Extensive Listening (EL).
Dengan begitu, siswa akan terbiasa melakukan literasi dan mendapatkan “asupan” untuk bekal mempelajari bahasa. Asupan yang dimaksud yakni kosakata yang mereka dapatkan melalui kegiatan banyak membaca dan mendengarkan. Bukan tanpa alasan, hal ini erat kaitannya dengan kemampuan menulis dan berbicara.
“Seorang anak yang tidak punya gudang kosakata yang cukup dan pemahaman atas kosakata tersebut akan memiliki kesulitan dalam menulis dan berbicara, kesemua hal ini sangat erat kaitannya. Read more, know more, understand more. Sebagai pengajar kita harus bisa memahami itu,” ujarnya.
Para dosen dan guru menghadiri kegiatan ini.
Francisca M. Ivone, S.Pd., M.A., Ph.D., merupakan dosen ahli di bidang Technology Enhanced Language Learning, Computer-Assisted Language Learning/CALL, dan Instructional Media in English Language Teaching yang mengajar di Universitas Negeri Malang.
Pada kesempatan ini, dia mengatakan jika seorang guru ingin membuat siswa suka membaca, maka harus mau menjadi role modelnya. Misalnya, guru bisa menceritakan tentang buku yang sedang dibaca dan alasan mengapa dia mau membaca buku itu. Harapannya siswa akan termotivasi untuk ikut membaca buku.
Kemudahan guru untuk menemukan sesuatu dalam buku belum tentu mudah bagi siswa. Itulah mengapa guru diharapkan mengerti dan memberikan kebebasan siswa untuk memilih buku dengan topik yang mereka suka dan ingin baca.
“Dengan cara ini, siswa bisa merasakan kenikmatan dalam membaca dan bahkan ketagihan. Guru memiliki kendali atas pilihan muridnya," tukasnya.
Dr. Him'mawan Adi Nugroho, M.Pd., Korprodi S-1 Pendidikan Bahasa Inggris mengatakan kegiatan ini ditujukan bagi para pengajar untuk mengetahui cara efektif untuk membuat mahasiswa memiliki pemikiran kritis di tengah kemajuan teknologi.
Dia berharap kesempatan ini bisa dimanfaatkan dengan baik bagi para peserta untuk meningkatkan kualitas SDM nusantara.
Didik Nurhadi, M.Pd., M.A., Ph.D., wakil Dekan Bidang I FBS mengatakan bahwa workshop ini merupakan inisiatif yang bagus dalam meningkatkan pembelajaran bahasa terutama Bahasa Inggris.
Dia berharap para peserta workshop yang didukung prodi S1 Pendidikan Bahasa Inggris, S1 Sastra Inggris, S2 Pendidikan Bahasa Inggris, dan S3 Bahasa dan Sastra ini bisa menerapkan dan mengimplementasikan ilmu yang didapat kepada anak didiknya.
Sebagai informasi, kegiatan ini merupakan salah satu bagian dari Roadshow on Extensive Reading: What, Why, and How yang digelar ER Foundation dan dilakukan di beberapa wilayah di Indonesia seperti Sumba dan Kupang. []
***
Reporter: Fatimah Najmus Shofa (FBS)
Editor: @zam*
Foto: Tim Dokumentasi Workshop on ER
Share It On: