www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA-Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Universitas Negeri Surabaya menyelenggarakan Yudisium periode 105 tahun 2022 di Auditorium Gedung T14 Lantai 4 FBS Kampus UNESA Lidah Wetan pada Selasa, 15 November 2022. Tema yang diangkat yaitu “Yudisiawan ke-105 FBS Unesa Siap Berkiprah di Dunia Kerja Guna Menjawab Tantangan Global dan Persaingan Abad ke-21”.
Yudisium itu diikuti sekitar 399 yudisiawan. Di antara mereka terdapat tiga peserta yudisium terbaik FBS. Mereka adalah Inung Farida Anggraini dari prodi S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Mandarin, terbaik ke-3. Nurma Fitriah dari prodi S-1 Pendidikan Seni Rupa, terbaik ke-2. Peringkat pertama diraih oleh Devi Anggraini dari Prodi S-1 Pendidikan Seni Rupa. Mereka memperoleh dana pembinaan serta sertifikat.
Dekan FBS, Dr. Trisakti, M.Si., mengatakan bahwa tantangan global dan persaingan abad ke-21 semakin berat dan menantang, tetapi para yudisiawan tidak boleh takut apalagi pesimis, justru harus bisa memanfaatkan tantangan dan persaingan sebagai sebuah peluang.
“Karena tantangan dan peluang yang dihadapi semakin berat, sehingga lulusan diharapkan semakin siap untuk menghadapi tantangan-tantangan global ini,” ujarnya. Dia menambahkan, tantangan memaksa lulusan lebih kreatif, inovatif, dan bisa memahami kebutuhan dunia kerja dan industri.
Dekan juga memberikan kiat menghadapi segala tantangan dan persaingan dunia global seperti digitalisasi maupun perkembangan teknologi. Pertama, beradaptasi dengan perkembangan zaman. Dengan adaptasi yudisiawan mampu menghadapi semuanya. Kedua, memanfaatkan kreativitas. Ini sangat penting untuk dimiliki kemudian digunakan sebagai senjata dalam menghadapi segala tantangan dan persaingan.
Dunia kerja terus berubah, zaman pun berubah yang diikuti sederet tantangan, peluang, dan persaingan dibaliknya. Ketiga, selalu berinovasi. Inovasi-inovasi baru sangat diperlukan dalam menyikapi tantangan global seperti ini, sehingga yudisiawan juga dituntut untuk berinovasi agar bisa diterima di dalam dunia kerja saat ini. Oleh karenanya disamping adaptasi dan kreatifitas juga diperlukan inovasi.
Dekan berharap, agar para lulusan nantinya selalu berusaha dan tidak menyerah, lulusan perlu memanfaatkan ilmu yang sudah didapat selama ini dengan semaksimal mungkin. Terakhir, dekan berpesan, selain menerima dan tidak menyerah terhadap keadaan, juga diperlukan niat yang kuat, tekat atau usaha serta doa agar nantinya mampu dimudahkan dalam menapaki jalan setelah lulus.
“Bagi yang mau melanjutkan studi juga semua terbuka, karena sekarang perkembangan global inikan kita harus bisa menerima semua dan yang penting dan sangat penting adalah niat. Niat harus ditata dengan usaha dan doa agar semua bisa dimudahkan dalam kondisi dan tantangan zaman,” pesannya. (Humas Unesa).
Penulis: Muhammad Azhar Adi Mas’ud
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Tim Humas Unesa
Share It On: