Pertunjukkan Dramaloka yang menarik perhatian pengunjung; baik dari aspek cerita, teknik pembawaan dan kemasan acara.
Unesa.ac.id. SURABAYA—Suguhkan citra kaum urban yang termaginalisasi di Surabaya, mahasiswa Prodi S-1 Sastra Indonesia angkatan 2023, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) UNESA gelar pentas Dramaloka bertajuk “Asmara Pinggiran” di Gedung Pertunjukan Sawunggaling UNESA Kampus Lidah Wetan, pada 12 Desember 2024
Kegiatan ini diinisiasi dosen pengampu mata kuliah Kajian Drama sebagai bagian dari praktikum ujian akhir semester atau UAS. Dramaloka menjadi pentas perdana dari tonggak awal tradisi pementasan drama tahunan Sastra Indonesia di UNESA, yang secara berkelanjutan akan diregenerasi oleh angkatan setelahnya.
Filosofi dari Dramaloka justru pada mulanya dicetuskan sebagai loka drama yang memuat filosofis sentral dari apresiasi drama itu sendiri, hingga pada akhirnya disetujui penamaannya menjadi Dramaloka.
Pementasan ini mengangkat naskah karya mahasiswa Sastra Indonesia angkatan 2023 yang mengadaptasi naskah drama “Orkes Madun I: Madekur dan Tarkeni” karya Arifin C. Noer.
Berpusat pada dua tokoh utama, yakni Mardhi si pencopet dan Tarmina si pelacur; Asmara Pinggiran mengisahkan tentang kisah cinta yang tidak semata perihal janji, melainkan juga peliknya bertarung dengan martabat, keputusasaan, stigmatisasi pandangan orang lain, dan kerasnya kebobrokan kehidupan pinggiran kota Surabaya.
Cerita pentas ini menghadirkan ironi segala pekerjaan baik yang halal maupun tidak di mata agama dilakoni untuk menyambung hidup, termasuk pelacuran dan pencopetan sebagai bentuk kriminalitas dan realitas sosial di kota Surabaya.
KOMPAK: Salah satu adegan ciamik pertunjukan Dramaloka ‘Asmara Pinggiran’.
Dramaloka menyisipkan pesan moral dalam menyinggung siklus investasi dan eksploitasi anak oleh kearoganan orang tua. Debrina Putri, mahasiswa Sastra Indonesia angkatan 2022 yang turut menyaksikan mengungkapkan kekagumannya terhadap pertunjukan ini.
“Pertunjukan Dramaloka sangat luar biasa, konsepnya unik, dengan campuran genre romansa, komedi, dan religi. Dramanya mengikuti tren, sehingga saya sangat takjub dan bangga terhadap adik-adik saya Sastra Indonesia angkatan 2023 yang telah mengonsep Dramaloka ini dengan sangat kreatif,” ujarnya.
Namun terlepas dari kesuksesannya, bukan berarti dalam prosesnya tiada konflik yang tercipta; baik dari antarindividu maupun antardivisi.
Luluk Listiyani sebagai sutradara menyampaikan bahwasa menurunkan ego masing-masing adalah sebuah kunci dalam menyatukan visi. “Secara teknis semuanya aman, dasar keaktoran bisa dipelajari dan chemistry bisa dibangun; tapi perkara ego tidak bisa ditawar,” ucapnya.
“Perbedaan latar belakang yang saling beradu menjadi tantangan terbesar dalam membangun kolaborasi. Baik anak teater, anak film, hingga anak organisasi memang punya problem solving tersendiri. Tapi berkat proses kolektif ini, kami belajar bahwa tidak semua cara penyelesaian konflik bisa dipukul sama rata,” tambahnya.
Pembukaan Dramaloka ‘Asmara Pinggiran’ yang dihadiri pimpinan, dosen, dan mahasiswa selingkung FBS.
Lebih lanjut Erwan Saing, penanggung jawab berharap produksi dramaloka ini dapat berlangsung setiap tahun. “Diawali dengan angkatan 2023, saya berharap ke depannya Dramaloka dapat menjadi tradisi tahunan yang dinantikan oleh seluruh civitas akademika di kampus ini. Dramaloka adalah sebuah potret yang bukan tentang produksi, pertunjukan, dan artistik, melainkan sebuah cerita yang layak diceritakan,” ucapnya.
Ia percaya bahwa pertunjukan teater dapat menjadi wadah bagi mahasiswa Sastra Indonesia untuk mengeksplorasi kreativitas dan bakat mereka di bidang seni bukan hanya di bidang bahasa. Tidak semata-mata sekadar memenuhi kewajiban dalam ujian akhir semester, Dramaloka merupakan manifestasi kolaborasi antarmahasiswa Sastra Indonesia dalam berproses berkarya bersama.
Sejalan dengan harapannya, Wakil Dekan II FBS, Henny Subandiyah mengungkapkan bahwa kegiatan Dramaloka ini menjadi awal perjalanan mahasiswa Sastra Indonesia angkatan 2023 dalam mengasah kreativitas dan kemampuan berkesenian.
“Saya sangat mengapresiasi kerja keras dan dedikasi mahasiswa Sastra Indonesia angkatan 2023 dalam mempersembahkan pertunjukan Dramaloka ini. Pertunjukan ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga sebuah karya seni yang sarat makna dan pesan moral,” tuturnya.
Ia berharap melalui Dramaloka, nantinya akan lahir para dramawan yang merupakan lulusan Sastra Indonesia UNESA di kancah entertain dan dunia hiburan.[*]
***
Reporter: Tarisa Adistia (FBS) dan Jessy Nora Sandy (FBS)
Editor: @zam*
Foto: Tim HUMAS UNESA
Share It On: