www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, Sutrabaya- Office Of International Affairs (OIA) Universitas Negeri Surabaya mengadakan webinar-series: Scholarship Talk & Mentoring. Webinar ini diadakan selama tiga hari mulai dari 15-17 Mei 2020 yang diadakan via aplikasi Zoom, whatsapp grup dan streaming youtube untuk memudahkan para peserta mengakses dari berbagai aplikasi. OIA Webinar Episoode 1 mengundang dua pemateri, Wulan Patria, Ph.D. dari China Scholarship Council (CSC) Awardee di Huanzhong Normal University China dan Junaidi Budi Prihanto, M.KM. Ph.D. yang saat ini berkuliah di Hiroshima University Japan (BUDI-LPDP Scholarship) serta Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama, Dr. Sujarwanto, M.Pd.
Asrori, SS, M.Pd. selaku ketua OIA Unesa mengungkapkan bahwa kegiatan ini sebagai salah satu usaha OIA Unesa dalam memberikan informasi kepada civitas akademika khususnya dalam bidang akademik di Unesa serta universitas lain. Ia berharap setelah mengikuti acara ini perserta akan mendapatkan wawasan yang sangat luar biasa dan akan mendorong kita semua untuk mendapatkan beasiswa kuliah di luar negeri. Acara ini mendapat animo yang luar biasa yaitu peserta yang terdaftar melalui google form yang sejumlah 483 peserta yang datang dari seluruh kota di Indonesia seperti dari Padang, Manado, Jakarta, Bandung, Surabaya dan lainnya. “Hal tersebut menjadi suatu kebahagiaan tersendiri bagi OIA Unesa karena bisa berbagi seluruh masyarakat dan khususnya untuk civitas akademika Unesa,” ujarnya.
Wulan, selaku pembicara pertama menjelaskan mengenai informasi umum tentang beasiswa. Ia menyebutkan jenis-jenis beasiswa yang ada di Asia, Eropa, dan Australia. Salah satunya telah berhasil diraihnya yaitu China Government Scholarship (CGS). Beasiswa ini terdapat dua kategori yaitu dibiayai penuh dan juga parsial. Masyarakat Indonesia yang ingin mendapatkan beasiswa ini bisa mendaftar melalui kedutaan besar Tiongkok di Jakarta dan asosiasi INTI (Indonesia Tiongkok). CGS dibagi menjadi beberapa golongan yakni Bilateral Program, Great Wall Program, Chinese University Program, AUN Program, dan WMO. Akan tetapi yang menyediakan program studi S1 hanyalah WMO dan Bilateral Program. Ia berpesan dalam mencari beasiswa, hal yang perlu diperhatikan adalah kualitas kampus, informasi jurusan, jenjang pendidikan yang tersedia, serta informasi negara tujuan.
Sedangkan Junaidi menjelaskan mengenai Informasi yang dibutuhkan untuk mendaftar kuliah dan memeroleh Letter of Acceptance (LOA). Beasiswa BUDI-LN ialah beasiswa yang diberikan atas kerjasama antara Dikti dengan LPDP, kareni ini merupakan beasiswa dari pemerintah maka akan diberikan melalui satu pintu. Sebelum beasiswa BUDI-LN, terdapat pula beasiswa Dikti pada tahun 2012 yang kuotanyak kurang lebih 1200 orang per tahun akan tetapi hanya terisi sekitar 800 orang. Seiring berjalannya waktu beasiswa Dikti berubah menjadi beasiswa BUDI-LN, namun kapasitas untuk beasiswa keluar negeri hanya 50 orang per tahun sedangkan beasiswa dalam negeri berkapasitas 300-400 orang. Jadi untuk memeroleh beasiswa ini, ada beberapa persyaratan umum yang intinya hanya ditujukan untuk dosen yang memiliki NIDN atau NIDK dengan batas umur yang telah ditentukan. Selain beasiswa BUDI-LN juga bisa mendaftar beasiswa dari Dikti yang lain.
Sujarwanto mengatakan dalam sambutannya bahwa kegiatan ini bisa menjadi nilai tambah bagi para peserta. Unesa sendiri mengapresiasi seluruh peserta yang mengikuti acara karena walaupun dalam situasi seperti ini, peserta tetap semangat untuk meraih mimpi kuliah ke luar negeri. “Bermimpilah untuk bisa studi ke luar negeri karena bisa menjadi pengalaman yang luar biasa sekaligus prestasi dan dapat berkontribusi untuk kemajuan bangsa Indonesia,” pesannya.(IC)
Share It On: