Oleh Bayu Dwi Nurwicaksono, Penulis adalah dosen Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta, pelestari tradisi lisan bidang media kreatif ATL Pusat-Ditjen Kebudayaan Kemdikbud
Untuk menyiapkan tenaga terampil yang memahami dan mampu mengaplikasikan literasi kreatif diperlukan edukasi literatif.
Terdapat tujuh kecakapan atau kemampuan yang diupayakan muncul dari kegiatan literasi media (Potter, 2004: 124), yaitu:
- Analysis: breaking down a message into meaningful elements
- Evaluation: judging the value of an elements; the judgement is made by comparing the element of some criterion
- Grouping: determining which elements are alike in some way; determining which elements are different in some way
- Induction: inferring a pattern across a small set of elements, then generalizing the pattern to all elements in the set
- Deduction: using general principles to explain particulars
- Synthesis: assembling elements into a new structure
- Abstracting: creating a brief, clear, and accurate description capturing the essence of message in a smaller number of words than the message itself
Kecakapan itu perlu disandingkan dengan aspek-aspek yang harus dipahami dalam praktik literasi media (Silverblatt, 1995: 13), yaitu: proses, konteks, framework, produksi nilai. Penguatan literasi kreatif sangat dipengaruhi tujuan kegiatannya. Bila tujuan kegiatan literasi kreatif adalah mengenalkan pengaruh kreativitas, maka prosesnya perlu menitikberatkan isi pesan yang diasumsikan memiliki konten kreatif.
Sementara itu, bila tujuan untuk mengenalkan aspek produksi, maka prosesnya melibatkan produksi dan semua aspek teknisnya. Konteks juga sangat berpengaruh pada kegiatan literasi kreatif. Banyaknya pembicaraan tentang ekonomi kreatif membuat kegiatan literasi kreatif juga merujuk pada produk-produk kreatif di industri kreatif. Aspek framework sangat terkait dengan aspek produksi. Kerangka pandang konten kreatif mempengaruhi media kreatif, terutama dalam ranah komersial. (*)
Share It On: