Guru besar kampus "Rumah Para Juara" kompak menghasilkan pemikiran dalam bentuk buku yang didedikasikan untuk masyarakat, bangsa dan negara. Buku tersebut dibedah bersama guru besar Unair dan UINSA.
Unesa.ac.id, SURABAYA—Senat Akademik Universitas Negeri Surabaya atau SAU UNESA mengadakan Bedah Buku Pemikiran Guru Besar UNESA Menuju Indonesia Emas pada Selasa, 11 September 2024 di Auditorium Gedung Rektorat Kampus 2 Lidah Wetan.
Sekretaris SAU, Nining Widyah Kusnanik, mengatakan bahwa diciptakannya buku ini merupakan wujud nyata komitmen UNESA untuk menghadirkan gagasan komprehensif dalam sistem pendidikan di Indonesia.
Secara rinci, terdapat 87 judul karya ilmiah dari guru besar UNESA yang terbagi menjadi dua seri. Seri pertama mencakup Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) dengan 12 judul, Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) 10 judul, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) 5 judul, dan Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) sebanyak 10 judul.
Kemudian seri kedua mencakup Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK) dengan 9 judul, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) 31 judul, Fakultas Teknik (FT) dan Fakultas Vokasi (FV) sebanyak 10 judul.
“Hadirnya buku ini juga sejalan dengan penyiapan SDM unggul menuju era Indonesia Emas,” ucapnya.
Senada dengan pernyataan tersebut, Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni, Madlazim mengatakan bahwa adanya buku Pemikiran Guru Besar UNESA memiliki peranan penting bagi internal maupun eksternal kampus.
Jajaran pakar UNESA bersama pakar Unair dan UINSA dalam acara bedah buku pemikiran guru besar UNESA di Rektorat Kampus 2 Lidah Wetan, Surabaya.
Muhammad Turhan Yani, yang tergabung sebagai tim penyunting buku tersebut mengatakan bahwa karya monumental ini merupakan bentuk nyata kontribusi UNESA bagi bangsa.
“Kami kumpulkan karya ilmiah dari 87 guru besar yang ada di tiap-tiap fakultas dan kami bukukan karya berharga ini,” ujar guru besar yang memimpin Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UNESA itu.
Dalam prosesi bedah buku, narasumber yang merupakan guru besar dan Direktur Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) Masdar Hilmy, menanggapi bahwa karya monumental ini tidak hanya sekedar dibaca dan menguap begitu saja.
Menurutnya, dua karya ilmiah ini harus punya daya gerak dan efek transformatif. Maka UNESA perlu membantu membuat peta jalan pendidikan nasional menuju Indonesia Emas sesuai dengan kepakaran yang dimiliki.
“Salah satu caranya adalah Unesa harus berani melakukan audiensi dengan presiden maupun lembaga pemerintah lainnya untuk menawarkan dua karya berbobot ini,” ucapnya.
Guru besar dan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Airlangga (Unair) Bagong Suyanto, mengatakan bahwa membaca buku merupakan kegiatan yang lebih substansial dan memberikan dampak pengetahuan daripada membangun sebuah gedung. Khususnya membaca dua buku Pemikiran Guru Besar UNESA ini.
Baginya, apa yang ada di dalam dua seri buku ini memiliki relevansi dengan masalah-masalah yang ada di negeri ini. Seperti kemiskinan, kesenjangan, industrial, dan berbagai isu sosial lainnya. “Buku ini akan memiliki dampak yang luar biasa bagi bangsa Indonesia jika benar-benar direalisasikan tiap-tiap pemikiran dari guru besarnya,” ujarnya. (*)
***
Reporter: Dewanda (Internship), dan Saputra (FBS)
Editor: @zam*
Foto: Tim HUMAS UNESA
Share It On: