BEM Vokasi UNESA kibarkan bendera UNESA usai menerima penghargaan APTV Award 2024.
Unesa.ac.id., SURABAYA–Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Vokasi (FV) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) berhasil meraih penghargaan sebagai organisasi mahasiswa dengan program pemberdayaan masyarakat terbaik dalam Program Ormawa Membangun Negeri (POMN) 2024.
Penghargaan tersebut diterima BEM Vokasi dalam APTV Award 2024 yang diselenggarakan Direktorat Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi (Direktorat APTV), Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek) di Jakarta pada, 16 Desember 2024.
Pembina BEM FV, Firman Yasa Utama mengatakan penghargaan yang diberikan Kemendiktisaintek ini tidak lepas dari dedikasi dan upaya luar biasa yang telah dilakukan BEM FV dalam mengimplementasikan program kerja pemberdayaan masyarakat yang inovatif, berkelanjutan, dan berdampak.
Program kerja yang dilaksanakan, tidak hanya fokus pada pengembangan potensi mahasiswa, tetapi juga berupaya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui berbagai kegiatan yang relevan dengan kebutuhan sosial dan ekonomi di sekitar kampus.
Dua di antara program-programnya yakni pengolahan limbah tongkol jagung menjadi briket dan mengenalkan, melatih, mengolah limbah jadi berkah di Lamongan. Program ini turut mengajak pemerintah desa dan dinas terkait untuk bekerja sama dalam proses realisasi hingga izin usahanya.
www.unesa.ac.id
Keberhasilan ini menunjukkan bahwa BEM Fakultas Vokasi UNESA memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, sekaligus menjadi inspirasi atau motivasi bagi organisasi kemahasiswaan lainnya di Indonesia.
Ketua BEM FV, Reza Saputra, mengungkapkan rasa bangga dan syukurnya atas penghargaan yang telah diraih ormawa yang ia nahkodai itu. Baginya, penghargaan ini adalah hasil kerja keras, kolaborasi, dedikasi seluruh tim yang terlibat, baik mahasiswa maupun dosen pembimbing, dan masyarakat Desa Wonorejo yang dengan terbuka menerima tawaran mereka.
Mahasiswa D-4 Teknik Listrik itu menuturkan, pengabdian yang mereka lakukan yaitu pengolahan limbah tongkol jagung menjadi briket, mulai dari sosialisasi program, pelatihan-pelatihan kepada masyarakat mulai dari pembakaran, penghalusan, pencetakan briket, hingga pengenalan produk ke masyarakat melalui pameran bersama disperindag Kabupaten Lamongan.
Selain itu, kegiatan di luar pengolahan briket meliputi mengajar di sekolah-sekolah dasar desa setempat, mengajar ngaji di taman pendidikan Al-Quran, mengadakan lomba tartil Al-Quran menggambar dan mewarnai kaligrafi, adzan bilal bagi anak-anak daerah setempat.
Sebelum dua bulan pengabdian mereka melakukan survei dan menemukan terdapat lahan tanam jagung seluas 245.30 hektar di Desa Wonorejo. Namun, masyarakat tidak memanfaatkan tongkol jagung dan hanya membuangnya hingga berceceran di jalanan.
"Dengan tiga kali panen dalam setahun, begitu banyak sampah tongkol jagung yang dibuang masyarakat. Potensi inilah yang kami lihat dan akhirnya memutuskan untuk membuat pelatihan briket dari tongkol jagung itu," ungkap mahasiswa angkatan 21 itu. [*]
***
Reporter: Fatimah Najmus Shofa (FBS)
Editor: @zam*
Foto: Tim HUMAS UNESA
Share It On: