![Wamendiktisaintek RI, Fauzan memberikan pengarahan penting dan menyampaikan pesan Mendiktisaintek RI dalam Penandatanganan MoU Kemensos RI dan Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta se-Jawa Timur yang difasilitasi FRI dan Unesa sebagai tuan rumah. Kegiatan ini dihadiri ratusan pimpinan perguruan tinggi se-Jatim.](/images/foto-11-02-2025-02-13-38-0487.png)
Wamendiktisaintek RI, Fauzan memberikan pengarahan penting dan menyampaikan pesan Mendiktisaintek RI dalam Penandatanganan MoU Kemensos RI dan Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta se-Jawa Timur yang difasilitasi FRI dan Unesa sebagai tuan rumah. Kegiatan ini dihadiri ratusan pimpinan perguruan tinggi se-Jatim.
Unesa.ac.id. SURABAYA–Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) Republik Indonesia terus memperkuat peran kampus dalam pembangunan nasional melalui tata kelola dan penyelenggaraan pendidikan tinggi yang transformatif.
“Salah satu tekad Kemendiktisaintek adalah mewujudkan pendidikan tinggi yang transformatif. Artinya, sistem tata kelola perguruan tinggi harus berorientasi pada dampak,” ucap Fauzan, Wamendiktisaintek (selanjutnya disebut Wamendikti) di Graha Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Senin, 10 Februari 2025.
Dalam acara penandatanganan kerja sama perguruan tinggi se-Jatim dengan Kemensos yang difasilitasi Forum Rektor Indonesia (FRI) itu, Wamendikti menuturkan, dalam mendorong kampus berdampak itulah, Kemendiktisaintek menginisiasi kampus penggerak Asta Cita.
Upaya tersebut bisa dimulai dengan kolaborasi multi-kampus, negeri dan swasta, LLDikti, pemerintah daerah sebagai salah satu lokus perguruan tinggi, kementerian, dunia usaha dan industri atau dudi, dan masyarakat.
“Sebenarnya tekad kampus berdampak itu mendorong akselerasi pembangunan nasional yang didasari ilmu pengetahuan atau istilahnya adalah saintifikasi pembangunan nasional,” jelas guru besar Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu.
Menurutnya, paling tidak ada lima dampak yang menjadi prioritas untuk diwujudkan. Pertama, pengentasan kemiskinan yang di dalamnya ada persoalan pengangguran. Kampus bisa ikut berperan menyiapkan SDM melalui pendidikan dan pelatihan kompetensi atau trainning.
Kedua, swasembada pangan. Ketiga, swasembada energi. Keempat, subsidi tepat sasaran. Kelima, hilirisasi komoditas. Semua aspek ini sangat relevan dengan peran perguruan tinggi.
“Karena itu, apa yang sekarang diniatkan melalui kolaborasi ini, mari kita wujudkan, dan ini nanti akan menjadi model yang akan kita kembangkan di seluruh Indonesia, bagaimana kampus ini berdampak pada pembangunan nasional,” tandanya.
![Wamendiktisaintek menekankan pentingnya re-evaluasi kebijakan dan tata kelola lembaga untuk menghadirkan dampak bagi civitas, masyarakat, dan negara.](/images/foto-11-02-2025-02-13-57-2576.png)
Wamendiktisaintek menekankan pentingnya re-evaluasi kebijakan dan tata kelola lembaga untuk menghadirkan dampak bagi civitas, masyarakat, dan negara.
Tentu, lanjutnya, kampus penggerak Asta Cita ini memiliki konsekuensi logis. Secara umum, sebagaimana pesan Mendiktisaintek, Satryo Soemantri Brodjonegoro agar semua perguruan tinggi harus melakukan re-evaluasi terhadap kebijakan tata kelola.
Kampus penggerak Asta Cita ini diharapkan memiliki dampak akademis bagi dosen dan mahasiswa. Selain itu juga memiliki dampak ekonomis, termasuk berdampak pada aspek religiusitas bagi masyarakat.
Dia optimistis, dengan kolaborasi ini tidak hanya dapat mengentaskan kemiskinan ekonomi, tetapi juga mengatasi kemiskinan mental. “Ini strategis. Karena itu mari sama-sama kita wujudkan. Sebab, sebaik-baik kampus itu adalah yang bisa memberikan manfaat kepada masyarakat dan lingkungannya,” tutupnya.
Rektor Unesa, Nurhasan atau Cak Hasan menyambut baik gagasan dan inisiasi Kemendiktisaintek tersebut. Menurutnya, esensi dari pendidikan tinggi yang transformatif yaitu memiliki daya dorong terjadinya terobosan dan perubahan tidak hanya di dalam kampus, tetapi juga di masyarakat.
“Ini langkah yang strategis dan keren. Unesa bersama perguruan tinggi lain mendukung untuk sama-sama menghadirkan dampak itu. Kita punya profesor, kita punya pakar berbagai bidang ilmu, inovasi kita banyak, tinggal ini kita sebarkan ke desa-desa untuk membangun dan hadir di tengah masyarakat,” jelas Cak Hasan.
Ditambahkan Cak Hasan, kampus menjadi elan vital kemajuan pendidikan dan percepatan pembangunan nasional. Sudah saatnya, kampus bergerak bersama dalam menjawab berbagai pemasalahan di masyarakat, salah satunya kemiskinan yang berkaitan dengan dengan pengangguran, akses pendidikan, dan lain-lain.[*]
***
Tim Reporter: Septiarafi Gusti Putra (FBS), Andras Salmany Ramdan (Fisipol), Prismacintya (FBS), dan Fatimah Najmus Shofa (FBS)
Editor: @zam*
Foto: Tim Humas Unesa
Share It On: