www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA—Buku “(Bukan) Kisah Sukses Erick Thohir” karya Abdullah Sammy dibahas di Gedung Serbaguna, GEMA, UNESA, Kampus Ketintang pada Senin, 27 Februari 2023. Kegiatan ini terlaksana atas kerja sama UNESA, Kompas Gramedia, Sepikul Institute, dan Resvara.
Sebagai pembahas, tentu hadir penulisanya sendiri bersama Fritz E. Simanjuntak (pemerhati olahraga) dan Eko Yuli Irawan (atlet angkat besi). Mereka dimoderatori oleh Timothy Marbun.
Acara tersebut dibuka oleh Wakil Rektor bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Inovasi, Publikasi, dan Pemeringkatan Universitas, UNESA, Junaidi Budi Prihanto, S.KM.,M.KM.,Ph.D dan dihadiri jajaran dekan, direktur, kepala lembaga, dosen dan mahasiswa selingkung UNESA.
Junaidi Budi Prihanto mengatakan bahwa Erick Thohir merupakan tokoh yang memiliki nilai tinggi yang dapat dijadikan sebagai role model bagi mahasiswa zaman ini. "Pak Erick Thohir ini gebrakannya luar biasa. Saya harap, mahasiswa bisa mengambil manfaat dari perjalan hidup beliau,” ucapnya.
www.unesa.ac.id
Abdullah Sammy mengatakan bahwa Erick Thohir memiliki rekam jejak yang bagus untuk dijadikan sebagai contoh bagi masyarakat. Mulai dari bekerja sebagai Menteri BUMN, Ketua PSSI, Ketua Asosiasi Bola Basket, yang memiliki kemampuan manajerial yang cerdas dan strategis.
Diungkapkannya, kata 'bukan' yang digunakan dalam judul buku tersebut mengacu pada operasi hitung matematika yang mana tanda kurung harus diselesaikan terlebih dahulu. Filosofi di balik itu adalah sebelum menyentuh kesuksesan harus dimulai dari perjuangan terlebih dahulu.
"Jadi sebelum membahas atau meng-capture kisah sukses Erick Thohir, kita harus melihat kisah bukan suksesnya, karena itu (perjuangan) berproses," terang pria yang merupakan jurnalis itu.
Dia menjelaskan bahwa perjalanan kesuksesan Erick Thohir bermula dari keluarga yang sederhana. Kemudian dia bertransformasi dan mencoba keluar dari zona nyaman.
"Ini bukan hanya tentang perjuangan, tetapi juga pencapaian atau sebaliknya. Semuanya dari awal, tetapi garis akhir itulah yang akan menentukan kesuksesan. Kuncinya adalah transformasi dan tidak cepat puas,” tuturnya.
Fritz E Simanjuntak menyampaikan, langkah selanjutnya yang dilakukan Erick Thohir dalam suksesnya adalah kolaborasi. “Kalau anda tidak kolaborasi anda akan collabs. Di buku ini anda dapat melihat berbagai macam contoh, ketika Asian games 2018 pak Erick ditunjuk tidak terlalu lama, dia sukses menjadi ketua Asean games, rebranding,” bebernya.
Dari perjuangan Erick Thohir, lanjut Fritz, bahwa dia memiliki nasionalisme yang tinggi dan memiliki value yang berkualitas dalam bertransformasi kelembagaan.
Eko Yuli Irawan menuturkan bahwa ketika menjadi atlet dia diberikan pelayanan yang baik oleh Erick Thohir. Padahal sebelumnya, pembinaan dan persiapan yang kurang. “Alhamdulillah setiap cabor diberikan bapak angkat untuk persiapan dan apresiasi untuk masa depan. Harapannya, kita pengen apresiasi pembinaan ini (angkat besi, red) menjadi lebih baik lagi,” ucapnya. []
***
Penulis: Nabilla Habibah dan Riska Umami
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Tim Humas UNESA
Share It On: