CAMPURSARI BANTU LESTARIKAN BUDAYA LOKAL DALAM DIES NATALIS UNESA KE-46 Budaya merupakan identitas dan jati diri suatu bangsa yang dapat membedakan bangsa satu dengan bangsa yang lainnya. Dalam suatu Negara terdapat berbagai macam budaya lokal yang menambah keberagamannya. Di Indonesia sendiri terdapat ratusan bahkan ribuan budaya lokal yang tersatukan menjadi satu budaya nasional dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika . Konsep yang sudah ada sejak zaman kemerdekaan ini menjadikan Indonesia sebagai negara yang besar dengan banyaknya budaya masyarakat yang berbeda. Masyarakat Indonesia dapat hidup dengan keseimbangan budaya yang harmonis, diharapkan dengan kebersamaan masyarakat Indonesia ancaman disintegrasi akan dapat dihindarkan. Oleh karena itu perlu diadakan upaya-upaya untuk menjaga dan melestarikan budaya lokal di setiap daerah. Mengingat dieraglobalisasi saat ini sudah saatnya kita menjaga jati diri kita sebagai bangsa Indonesia khususnya terhadap budaya lokal yang ada di sekeliling kita. Maka dari itu dalam lomba ini diiharapkan jika suatu saat kita berada di luar budaya kita. Kita tetap berdiri dengan budaya asal kita tanpa perlu bertanya didalam diri termasuk dalam budaya apa saya ini? ucap PD II FBS. Lomba nyanyi Campursari (27/11) bertempat di gedung Auditoriun FBS ini mempersertakan 28 peserta siswa-siswi SMA dan sederajat di Jawa Timur. Dalam lomba kali ini ada beberapa kriteria pemenang lomba yang ditetapkan oleh para juri yakni: kualitas suara, teknik vokal, keuletan, artikulasi dan tentunya penampilan. Jumlah peserta kali ini mengalami kemerosotan dari tahun sebelumnya, tahun lalu ada sekitar 38 peserta berbeda dengan tahun sekarang. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi masyarakat yang enggan melestarikan budaya lokal yang sangat memprihatinkan. Oleh karena itu segenap staf pengajar dan mahasiswa Jurusan Bahasa Daerah sangat antusias untuk mengadakan lomba ini. para pemuda saat ini terlihat tidak adanya ketertarikan terhadap campursari. Jangankan menyanyikan atau mendengarkan nyanyian-nyanyian campursari bagi mereka mendengar kata campursari saja tidak mau, diharapkan lomba ini dapat melestarikan sastra, bahasa dan budaya jawa ujar Drs . Sukarman, M.si kajur Bahasa Daerah saat memberikan sambutan akan keprihatinannya terhadap para generasi muda yang miskin cinta terhadap budayanya sendiri. Lomba yang berlangsung hingga pukul 15.00 WIB ini, pemenangnya didominasi dari SMA yang berasal dari daerah Trenggalek, berikut daftar pemenangnya: Nyanyi Campursari 2010 Putra Putri Juara I Hudan Dardiri (SMAN 2 Trenggalek) Juara I Laily Dyah Rahmatika (SMAN 1 Ponorogo) Juara II Dimas Arya Putra (SMAN 1 Trenggalek) Juara II Ayu Alif Dewi Shinta (SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya) Juara III Arfirsta Brian Ramadhani (SMAN 1 Karangan Trenggalek) Juara III Sukma Rindy Fambayuningtyas (SMAN 2 Trenggalek) Harapan I Zainul Ahmad Fanani (SMAN 1 Saradan Madiun) Harapan I Widyaningrum Hamid Putri (SMAN 1 Trenggalek) Harapan II Dandy Salvian Kumara (SMAN 5 Madiun) Harapan II Rizky Nadiasari (SMAN 1 Kauman Tulungagung) (Rachmadani-humas)