www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA--Centre of Excellence in Art and Culture (CEAC) atau Direktorat Pusat Unggulan Seni Budaya, Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menghelat pelatihan Artificial Intelligence (AI), dengan menghadirkan Adhicipta Raharja Wirawan, seorang pakar transmedia storytelling sebagai pemateri, di Auditorium T14 Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) pada Sabtu, 4 November 2023.
Mengusung tema 'Implementasi AI dalam Pembelajaran Seni Rupa dan Desain', pelatihan ini bertujuan untuk memperkenalkan dan mendemokratisasikan penggunaan teknologi AI di dunia seni rupa dan desain. Juga membantu proses beradaptasi dan menyeimbangkan antara perkembangan teknologi dan passion mahasiswa atau pekerjaan seni rupa desain.
www.unesa.ac.id
Dalam sambutanya, Direktur Pusat Unggulan Seni Budaya, Dr. Trisakti M. Si., mengungkapkan bahwa seiring perkembangan zaman, AI sangat dibutuhkan untuk mempercepat pekerjaan dan membantu penyelesaian tugas-tugas tertentu.
"Pentingnya pelatihan ini agar orang tidak sembarangan menggunakan AI bukannya hanya plagiasi saja, tetapi kita tahu cara menggunakan AI dengan baik dan benar, termasuk dalam bidang seni budaya dan desain," ucapnya.
Dia berharap, pelatihan tersebut bisa membantu sivitas akademika termasuk mahasiswa untuk beradaptasi dan menyeimbangkan antara perkembangan teknologi dan passion atau pekerjaan di bidang seni rupa dan desain.
Pada sesi materi, Adhicipta Raharja Wirawan memaparkan, teknologi AI dapat memberikan dampak positif terhadap proses pembelajaran dan kreativitas di dunia seni rupa dan desain. Dia menambahkan, ada beberapa yang perlu diperhatikan terkait AI seperti mengenali dasar-dasar AI, aplikasi praktis dalam seni rupa dan desain, dan bagaimana mengintegrasikan elemen AI ke dalam karya-karya seni mereka sendiri.
Selain itu, juga perlu memahami konsep-konsep kunci seperti generative art, augmented reality, dan pengenalan pola dalam konteks seni dan desain. "Hasil AI saat ini masih belum bisa 100% langsung digunakan dalam industri. Sehingga membutuhkan 'sentuhan' seniman bukan operator pihak kendali kualitas," CEO Mechanimotion Ent, itu.
AI, lanjutnya, lebih cocok digunakan untuk kebutuhan creative industry bukan arts (meskipun bisa). AI sendiri mampu memangkas waktu dan biaya. Namun tetap dengan kualitas di atas rata-rata. Gap persepsi antara client/director dengan tim kreatif dapat diperkecil dengan AI. Personal/Entitas menggunakan AI untuk lebih produktif seperti memberikan hasil yang lebih optimal.
Selepas sesi materi, para peserta dari berbagai kalangan; umum, mahasiswa, guru dan dosen itu langsung masuk ke sesi workshop pembuatan karya animasi iklan makanan dengan teknologi AI. Peserta menjalani praktek tersebut dengan mengikuti alur sebagai berikut:
Pra produksi animasi menggunakan AI: pertama, pembuatan naskah, lalu pembuatan voice over, membuat sebuah karakter atau produk dan lingkungan, membuat animatic storyboard dan yang terakhir menambahkan musik atau backsound animasinya.
Hasil akhir dari pelatihan ini seluruh peserta diwajibkan untuk mengumpulkan hasil karya dari AI yang telah dibuat. Materi yang dibuat dengan AI yaitu iklan makanan kemudian akan dikumpulkan ke pemateri.
Pemateri memberikan dua doorprize bagi peserta terbaik dan peserta teraktif yang mengikuti kegiatan pelatihan AI ini. Pada sesi akhir, Adhicipta menutup pelatihan dengan menegaskan bahwa bukan AI yang menggantikan manusia, tetapi manusia yang menguasai AI akan menggantikan manusia lainnya. []
***
Tim Reporter: Diah Asri Magdavi/Ruruh Susilowati
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Tim Humas
Share It On: