Wahyu Adi Nugroho (kanan), mahasiswa S-1 Pendidikan Matematika FMIPA yang lolos program IISMA di Selandia Baru
Unesa.ac.id., SURABAYA—Keindahan alam New Zealand atau Selandia Baru berhasil memikat Wahyu Adi Nugroho sebagai negara tujuannya dalam program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) 2024. Mahasiswa S-1 Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UNESA ini berhasil mendapat kesempatan belajar selama satu semester di Victoria University of Wellington.
Laki-laki yang akrab disapa Wahyu ini mengatakan, keinginan belajar di luar negeri sudah ada di angannya sejak duduk di bangku SMP. Sebab keinginannya itu, dia memutuskan untuk mengambil tes kelas unggulan di prodinya yang juga merupakan perjuangan awalnya untuk lebih mengenal tentang program-program internasional seperti IISMA.
Mulai terpikirkan juga olehnya untuk mencari universitas dan kelas-kelas yang ditawarkan, memilah yang cocok dengan keinginannya.
Sejak mengetahui bahwa Kantor Urusan Internasional (KUI) UNESA atau OIA membuka kesempatan bimbingan untuk IISMA, dia semakin yakin untuk mengikuti program itu. Di sana, dia mendapat bimbingan dari para mentor untuk membuat esai.
Menurutnya, membuat esai bukanlah hal yang mudah, terlebih untuknya, anak Matematika yang tak pandai merangkai kata-kata.
"Bener-bener tidak gampang, ya mungkin agak kaku awalnya, tapi jadi sudah biasa karena udah revisi sampai empat kali," ungkap mahasiswa yang hobi budi daya tanaman itu.
Keseriusannya mengikuti IISMA, membuatnya sampai bermimpi tentang program internasional tersebut. "Saya sempat mimpi gak lolos. Saya cek terus tuh website pengumuman. Pas saya cek, saya diam, kaget, ternyata saya lolos," ungkap anak dari pasangan Wahono Priyo Pamungkas dan Ratna Kartika Sari ini.
Wahyu Adi Nugroho (kanan) aktif mengembangkan kompetensi lewat partisipasinya dalam berbagai kegiatan kampus.
Dalam program ini, mahasiswa semester empat itu memilih Kanada, Amerika, dan New Zealand. Alasannya tak lain karena ketiga negara tersebut notabenenya punya pendidikan yang maju.
Hal itu sudah dia diskusikan langsung dengan teman –temannya yang tinggal di ketiga negara tersebut. " Pengen tahu gimana sih rasanya tinggal di negara maju, tentang budaya belajar mereka misalnya," ucap mahasiswa yang aktif berorganisasi di kampus ini.
Di kampus tujuannya, dia mengambil kelas tentang pengetahuan sains. Selain itu, dia juga sudah memikirkan dan menuliskan apa yang akan dia lakukan di sana, termasuk dengan menjalin relasi sebanyak-banyaknya. Dia mengaku sudah mendaftar organisasi mahasiswa di asrama kampus, bergabung dalam klub renang, dan masih mencari oraganisasi lain yang dia rasa akan membawa pengalaman berharga untuknya.
Setelah kembalinya dari New Zealand, dia ingin menerapkan ilmu yang dia dapat untuk dikembangkan di organisasi eco-campus FMIPA yang diikutinya. Dia mengatakan akan mengambil sebanyak-banyaknya pengalaman baik itu di bidang akademik atau non-akademik agar bisa bermanfaat untuk dirinya, almamater, dan masyarakat.
Bagi mahasiswa yang berjuang untuk IISMA, dia menyampaikan jangan pernah minder meski itu normal. Minder itu boleh, asalkan bisa mengontrolnya. Namun, dia mewanti-wanti agar jangan sampai energi negatif dari minder itu membuat langkah terhenti. "Kenapa mundur kalau belum tahu hasilnya? Jangan menyerah, kalau kita gak mencoba ketika ada kesempatan, kapan lagi," tukasnya.[]
***
Reporter: Fatimah Najmus Shofa (FBS)
Editor: @zam*
Foto: Dokumentasi Wahyu Adi Nugroho
Share It On: