Aldien Maulana lolos IISMA dan akan mendalami bidang pekerjaan orang tuanya; IT dan bisnis di National Taiwan Normal University, Taiwan.
Unesa.ac.id., SURABAYA—Setiap orang memiliki motivasi yang berbeda untuk meraih kesempatan belajar di luar negeri. Ada yang karena dorongan teman-temannya, dan ada yang karena ingin men-support pekerjaan orang tuanya seperti yang dilakukan Aldien Maulana.
Mahasiswa S-1 Teknik Informatika, Fakultas Teknik (FT), Universitas Negeri Surabaya (UNESA) itu mengikuti Indonesia International Stundent Mobility Award (IISMA) 2024 karena ingin membanggakan dan mengikuti jejak kedua orang tuanya; Rony Emanuel dan Guritna Kusuma Dewi.
“Saya lolos di National Taiwan Normal University, Taiwan dengan mengambil course data science dengan alasan mengikuti jejak ayah yang merupakan konsultan aplikasi. Saya ingin mendalami tentang IT bidang pekerjaan ayah,” ucap mahasiswa angkatan 2022 asal Blitar itu.
Aldien juga akan belajar tentang strategi bisnis sebagai upayanya untuk mendalami bidang yang ditekuni ibunya yaitu menjual makanan secara online. Dia berharap, dengan mempelajari bisnis di Taiwan bisa menjadi bekal untuk mengembangkan usaha ibunya.
Selain itu, dia akan mempelajari tentang sejarah Asia Tenggara dan William Shakespeare yang didasarkan pada minatnya di bidang sejarah, termasuk sejarah hidup, peran dan pengaruh sang pujangga Romeo dan Juliet tersebut.
“Semua course itu didasarkan pada bidang yang saya minati dan juga berkat dorongan dan motivasi ingin mengikuti jejak dan mendalami apa yang menjadi pekerjaan orang tua,” tukas Aldien.
Di luar itu, Aldien juga berencana bergabung dengan komunitas, mengeksplorasi negara Taiwan, dan mempelajari budayanya.
Bagaimana awalnya bisa mendaftar IISMA? Cerita Aldien bermula ketika mendapat informasi tentang IISMA dari teman-temannya yang juga ingin mengikuti program pertukaran pelajar internasional itu. Dia berminat untuk memanfaatkan kesempatan tersebut.
Baginya, kesempatan belajar ke luar negeri tidak datang dua kali, karena itu dia benar-benar memanfaatkannya dengan menyiapkan berbagai persyaratan dan keperluan pendaftaran, pun meminta bimbingan atau pendampingan dari teman-temannya.
“Saya tidak akan kehilangan apapun dengan mencoba ikut IISMA. Kalaupun gagal saya tetap dapat pengalaman dan belajar dari kegagalan itu. Kalau saya lolos pun bisa belajar lebih banyak hal di luar sana,” tukas anak semata wayang itu.
Perjuangannya menembus IISMA tidaklah mudah, dia harus memenuhi persyaratan kemampuan bahasa dengan skor tertentu. Aldien harus mengikuti Duolingo English Test yang pada percobaan pertama hasilnya kurang maksimal.
Dia pun kembali mencoba untuk yang kedua kalinya, berkat dukungan dan pendampingan tim Kantor Urusan Internasional (KUI) atau Office of International Affairs (OIA) UNESA, dia akhirnya mendapatkan skor yang memuaskan.
Tantangan selanjutnya ialah proses interview, yang menjadi tes penentu program IISMA. Dengan hanya waktu satu minggu untuk persiapan, dia matangkan persiapan dengan mencari berbagai contoh pertanyaan interview, berlatih bersama teman dan keluarga.
“Meskipun saya sudah latihan, tetap saja saya tegang waktu tahap wawancara. Ternyata, latihan dan perjuangan saya ada hasilnya, saya berhasil melewati interview tersebut dengan lancar dan keluar pengumuman saya lolos,” bebernya.
Aldien berharap, sepulang dari Taiwan nanti bisa berbagi ilmu dan pengalaman kepada teman-temannya, juga ingin menjadi anak yang men-support orang tua, menjadi anak muda yang bermanfaat bagi Indonesia.
"Semoga perjalanan saya lolos IISMA bisa jadi insight bagi mahasiswa lainnya. Harapannya jumlah mahasiswa UNESA yang diterima IISMA makin banyak dan tetap semangat meski prosesnya tidak mudah," harapnya.[]
***
Reporter: Nabila Habibah (FBS)/Fatima Najmus Shofa (FBS)
Editor: @zam*
Foto: Dokumentasi Aldien Maulana
Share It On: