Satu minggu ini hawa kota Surabaya terasa panas menyengat. Air di sejumlah sungai pun mulai surut dan mengering. Pemerintah Kota Surabaya mengharap partisipasi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang ada di Surabaya untuk turut membangun area resapan air seperti danau. Dengan bertambahnya jumlah area penampung air hujan, penggunaan air bawah tanah bisa ditekan dan ancaman Surabaya kekurangan air dapat terhindarkan. Kawasan yang paling mendesak untuk dibangun danau adalah wilayah Surabaya Barat. Wilayah barat merupakan dataran tinggi. Jadi, prinsipnya sesuai dengan sifat air yang mengalir dari tempat tinggi ke yang rendah, terang Anton, sekretaris Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Surabaya. Selama ini perguruan tinggi besar di Surabaya sudah membangun danau danau kecil seperti Unesa dan ITS. Di Unesa, setiap kampus cabangnya yang besar (Ketintang dan Lidah wetan) memiliki satu danau untuk daerah resapan dan pengatur volume air hujan. "Danau di Unesa juga ditujukan sebagai taman kampus dan pemecah kebisingan atau konsentrasi mahasiswa agar tidak beraktivitas akademik di dalam ruang/gedung saja," ucap Suyatno, Kepala Humas Unesa. Saat ini danau di kampus Lidah pun sedang ditata bentuknya. Nantinya danau kampus Lidah juga akan dibuat sebagai taman kampus seperti halnya di kampus Ketintang sehingga ke depan saat rektorat baru Unesa jadi, pemandangan kampus Unesa akan semakin indah. Sementara itu, lahan di ITS sengaja tidak dimanfaatkan seluruhnya sebagai kawasan terbangun. Jarak antargedung di kampus tersebut berjauhan. Selain dibiarkan sebagai ruang terbuka hijau, ada beberapa titik cekungan yang dapat dimanfaatkan sebagai area tangkapan air hujan.(Byu)