Unesa.ac.id, Surabaya - Krisis air bersih akibat tercemarnya air sungai dan sumur oleh logam berat di wilayah Jogoroto Jombang Jawa Timur, membuat sejumlah mahasiswa dari Jurusan Kimia Universitas Negeri Surabaya tergerak untuk menemukan gagasan solutif yang inovatif di bidang sains dan teknologi.
Melalui hibah dana yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, para mahasiswa yang tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa skim Kewirausahaan (PKM-K) tersebut merealisasikan usulan PKM dengan judul Smart Modifield Nanosilver Detection Kit Cemaran Logam Berat Berbasis Microcontroller.
SMOS Detektor Kit merupakan alat pendeteksi kandungan logam pada air dan menentukan layak atau tidaknya air tersebut dengan nilai TDS dan pH berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 32 tahun 2017 tentang persyaratan kualitas air minum.
Perancangan produk ini membutuhkan kurang lebih 9 bulan terhitung sejak perumusan gagasan yang dituangkan melalui proposal sejak Desember 2019 hingga akhir September 2020.
Tim ini beranggotakan lima mahasiswa, yakni Ianatul Khafidlah S1 Kimia 2017 (Ketua Tim), Achmad Harish Aviansyah S1 Teknik Mesin 2017, Eko Sulistiowati S1 Pend. Kimia 2017, Dina Rahmawati S1 Ilmu Komunikasi 2019, dan Gunur Mutia Maulidy S1 Pendidikan Kimia 2019. Tim ini didampingi dosen pembimbing Dr. Pirim Setiarso, M.Si.
“Keunggulan produk ini dibandingkan dengan produk kompetitor adalah menggunakan bioindikator nanosilver termodifikasi dengan memanfaatkan ekstrak tanaman ceremin dan daun bisbul,” ungkap Ianatul Khafidlah, selaku ketua SMOSD Kit tim.
Rancangan produk ini, terang Ianatul, rencananya dibanderol dengan harga Rp. 850.850. Sasarannya masyarakat perkotaan kelas ekonomi menengah ke atas yang tinggal di kawasan perindustrian.
"Hal ini dikarenakan sumber air di perkotaan lebih banyak tercemar logam berat karena banyak industri yang menggunakan logam berat sebagai bahan baku atau bahan tambahan dibandingkan dengan lingkungan pedesaan yang jumlah industrinya masih sedikit," terang Ianatul.
Sedangkan sasaran strategis pemasarannya, tambah Ianatul adalah perusahaan yang berada di sektor pengolahan air baku dan lembaga penguji kesehatan air.
"Kemudahan yang ditawarkan, alat ini dapat digunakan masyarakat langsung tanpa membutuhkan pelatihan khusus. Selain itu, dilengkapi dengan teknologi mutakhir seperti baterai rechargeable sehingga lebih hemat energi dan lebih ramah lingkungan," tandas Ianatul.
Sebagai ketua tim, Ianatul berharap produk yang dihasilkan tersebut dapat bermanfaat dan diterima masyarakat luas. (Humas/sir)
Share It On: