www.unesa.ac.id
USSC tersebut berlangsung selama tiga hari yakni mulai tanggal 30 November hingga 02 Desember 2018. Pada hari pertama khusus kategori Mahasiswa. Ada sekitar 39 Universitas se- Jawa Timur yang diundang untuk berpartisipasi dalam kompetisi yang baru terselenggara di tahun kedua itu. Sejak pagi pembukaan, lapangan samping kanan gedung rektorat itu sudah mulai dipadati peserta yang datang dari berbagai kampus, seperti Universitas Hang Tuah, Universitas Merdeka Malang, dan Universitas Kadiri.
Perlombaan menggunakan sistem regu atau tim. Satu tim terdiri dari tiga peserta. Setiap peserta mendapat kesempatan menembak sebanyak 15 kali target dan 1 kali percobaan. Mereka harus membidik dengan tepat 15 monte dan satu kertas di gawang yang jaraknya 41 meter di depan mereka. Setiap satu monte yang dipecahkan semua atau separuh, peserta mendapat nilai 10. Jika 15 monte dipecahkan semua maka peserta mendapat 150 nilai. Nah, nilai tiap tim adalah akumulasi dari hasil nilai yang diperoleh dari anggota timnya masing-masing. “Nilai yang paling tinggi diperoleh tim, maka merekalah yang terbaik,” ujar Khalidhan Rahama Ketua Panitia USSC.
Harry Satria, Anggota Persatuan Penembak Indonesia (Perbakin) yang memantau safety shooting dalam kegiatan itu juga mengatakan bahwa, nilai peserta juga ditentukan oleh cara peserta mematuhi peraturan dalam menembak. Jika panitia di belakang peserta bilang clear, tapi peserta masih ada yang menembak, maka akan ada pengurangan nilainya. Bahkan jika dalam posisi orang atau panitia di depan lapangan, maka peserta bisa dikeluarkan dari perlombaan dan tidak bisa ikut pada kompetisi berikutnya. Kemudian juga cara pembawa senapan dari area tembak ke tempat istirahat. Moncong senapan harus di atas. “Apabila ada yang melanggar dan diperingati dua kali tidak dihindahkan, maka nilainya juga bisa dikurangi, itu sudah aturan nasional,” tegas Harry.
Kemudian untuk di hari kedua dan ketiga, khusus kategori pelajar dan umum. Peserta datang dari berbagai daerah se-Indonesia. Untuk ukuran line atau jarak menembak, tersedia kelas 17 Meter Multi Pump Visir, 27 Meter Multi Pump Scope, dan 33 Meter PCP Scope. Selain itu juga ada 30 Meter Benchrest Multi Pump, 25 Meter Benchrest WRABF dan juga ada kategori 41 meter Benchrest PCP untuk umum. “Line 17, 27 dan 33 meter ditembak dalam tiga posisi; Tiarap, duduk dan berdiri,” ujarnya.
Lewat event tahunan itu Unesa Shooting Club yang didukung oleh Silver Bullet Club dan dibawah naungan Persatuan Penembak Indonesia (Perbakin) bertujuan untuk mempopulerkan olahraga tembak kepada khalayak. Bisa dibilang kompetisi dengan pendaftaran paling murah, karena mereka ingin mengubah mindset masyarakat bahwa olahraga menembak itu tidak mahal. Maka dari itu, bagi yang tidak memiliki senjata, sudah dipersiapkan oleh panitia. Bahkan bagi yang baru mencoba menembak pun bisa ikut. Sebab, panitia sudah menyediakan satu tenda khusus yang berisi beberapa line khusus untuk latihan, nantinya peserta langsung dibimbing oleh pelatih dan diarahkan bagaimana safety shooting dalam perlombaan berlangsung.
Selain itu, event ini juga ingin mengumpulkan para pecinta olahraga tembak di seluruh Indonesia, khususnya Jawa Timur baik yang suka menembak di lapangan maupun dari kalangan pecinta perburuan menggunakan senjata. Dengan begitu bisa mengetahui potensi para penembak Indonesia, khususnya di Jawa Timur. Kemudian nantinya bisa diarahkan menuju kompetisi yang bergengsi baik skala nasional maupun Internasional. Menurut Harry, kompetisi tembak harus sering diadakan sebab selain untuk melatih bibit atlet yang unggul, juga banyak manfaat lainnya, dapat melatih konsentrasi, ketepatan, dan kecepatan. Melatih mental dan keberanian dalam mengambil keputusan dengan cepat. Pengontrol diri atau melatih kesabaran. Selain itu bisa untuk melepas kepenatan dari berbagai aktivitas keseharian. (vin/why)
Share It On: