www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id., SURABAYA—Aira Rahmatilah, mahasiswi berprestasi prodi S-1 Sistem Informasi, Fakultas Teknik (FT), Universitas Negeri Surabaya (UNESA) diterima kuliah magister di dua kampus top Taiwan yaitu National Taiwan University of Science and Technology (NTUST) dan National Dong Hwa University (NDHU).
Padahal, perempuan yang mendapat beasiswa LPDP itu baru akan mengenakan toga sarjana pada wisuda ke-106 Unesa, 10 Agustus 2023 mendatang. Dalam waktu bersamaan, Aira juga diterima di tiga kampus dalam negeri yaitu Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Gadjah Mada (UGM).
"Saya ikut LPDP, alhamdulillah lulus dan diterima di beberapa kampus besar Indonesia. Gak nyangka, ternyata juga diterima di dua kampus Taiwan dan saya akan ke sana setelah lulus. Mengenai pilih kampus NTUST atau NDHU, masih saya pertimbangkan, setelah wisuda sudah ada keputusan," ucapnya.
Perempuan asal Gresik yang juga merupakan yudisiawan terbaik Unesa dengan IPK, 3.91 itu menceritakan perjalanan kuliah dan perjuangannya selama ini. Ternyata, awal masuk kuliah, Aira berharap masuk prodi Matematika jalur SNMPTN.
Namun, dia belum beruntung, lalu mencoba lagi di jalur SBMPTN dan akhirnya diterima di prodi Sistem Informasi. Kendati tak sesuai rencana awal, dia tetap menikmati kuliah di prodi tersebut, sebab masih ada kaitannya dengan aspek matematika.
"Mau dibilang salah jurusan tidak juga, karena masih ada kaitannya lah walau sedikit. Sejak awal saya menikmati kuliah dan tugas-tugas. Saya lebih fokus ke penyelarasan bisnis digital dan management IT," ucapnya.
Berasal dari keluarga sederhana membuat Aira tekun kuliah dan giat belajar hingga bisa lulus 3,5 tahun. Dia juga mengejar beasiswa untuk keberlangsungan studinya. Tidak heran jika Aira mendapat lima jenis beasiswa selama kuliah di UNESA. Mulai dari KIP-K, beasiswa BPJS Ketenagakerjaan, Beasiswa Baznas, Beasiswa LPDP, hingga Beasiswa Ministry of Education (MoE) Taiwan.
Berkat salah satu beasiswa itu, dia bisa menyelesaikan skripsi hanya 3 bulan saja dan itu semua di-cover beasiswa. Ceritanya, Aira mengajukan proposal riset tugas akhirnya ke Baznas. Kebetulan yang dia garap yaitu sistem digital berbasis single sign on atau sistem satu arah untuk mempermudah pendaftaran dan penyeleksian penerima beasiswa Baznas.
Riset dan inovasinya itu dapat mempercepat proses seleksi berkas pendaftar atau menerima beasiswa. Data-datanya pun tersimpan rapi di bank data. Menurutnya, sekarang eranya digital, sudah saatnya urusan informasi dan data beasiswa dibuat ke sistem digital agar efektif dan efisien.
"Jadinya skripsi saya didanai lewat beasiswa riset Baznas. Kalau tidak salah waktu itu ada ribuan orang yang mendaftar. Sementara yang diterima hanya puluhan orang saja. Alhamdulillah saya masuk urutan kelima sebagai penerima,” ungkapnya.
Selama kuliah, Aira aktif mengikuti program pertukaran mahasiswa dalam dan luar negeri. Dia ikut Model United Nation (MUN) 2020, International Youth Conference AIESEC 2020, Internasional Youth Summit in Istanbul-Turki 2021, dan Program Pertukaran Mahasiswa Southeast Asean Ministers of Education Organization (SEAMEO) dengan Iloilo Science and Technology University Philippines.
Dia juga sering mendapatkan prestasi di bidang penelitian dan penalaran, seperti; Medali Perak IFPRI (International Federation Publisher of Research and Innovation) 2021, 2nd Runner-up Kompetisi Menulis Esai Himaforsta UNAIR 2020, juara 1 LKTI Untidar Magelang 2020, dan masih banyak lagi. [*]
Share It On: