www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id., SURABAYA—Seiring dengan semangat transformasi menuju sekolah berstandar internasional, para siswa Labschool Unesa mencatatkan prestasi di kancah dunia. Terbaru, para siswa Labschool meraih dua 'bronze medal' atau perunggu dalam International Exhibition for Young Inventors (IEYI) World Contest 2023 di Taiwan yang diumumkan pada 1 November 2023.
Medali pertama Labschool yaitu dipersembahkan oleh tim SD Labschool Unesa 1 Surabaya yang terdiri dari; Kenji Saracen Ciptaprasetia, Erlangga Raviditya Wibawanto, dan Irfan Keindra Orlando. Mereka dibimbing oleh Ira Wijayanti, Azzubairiyah, dan Shintawati.
Tim ini mengusung judul 'Automatic Sound for Pets Repellent' atau Suara Otomatis untuk Mengusir Hewan Peliharaan. Karya mereka ini terbilang baru, apalagi idenya muncul dari siswa usia sekolah dasar. Pemanfaatan teknologi baru di dalamnya, menjadikan karya mereka layak dapat medali.
Medali kedua kompetisi bergengsi itu disumbang oleh tim SMP Labschool Unesa 3 Surabaya yang terdiri dari Aira (kelas 8A), Prabu Panedya Firdaus Putra Aglar (kelas 8B), dan I Gusti lanang Aditya Kenzo Daniswara (kelas 8D).
Tim yang didampingi guru informatika Edi Prasetyo; guru IPA Hafiz Fadhal Muhammad; dan guru bahasa Inggris Nariyatus Salamah itu ikut pada kategori junior group (usia 6-13) dan mempersembahkan karya berupa Pond Condition Monitoring System (PCMS) atau Sistem Pemantauan Kondisi Kolam.
Kepala SMP Labschool 3 Surabaya, Dian Hijrah Saputra, mengatakan bahwa ide siswanya itu muncul ketika forum diskusi kegiatan Eco-Spelabsa. Dari situ muncul ide bagaimana budidaya ikan bisa dilakukan di sekolah. Akhirnya, dicarikan cara berbasis teknologi dengan sistem akuaponik.
"Untuk meningkatkan produktivitas budidaya, siswa kami punya formula pengaturan suhu, pH air, kelembaban, kualitas, ketinggian, kejernihan, dan kecerahan air kolam akuaponik," beber Dian Hijrah Saputra.
Pengaturan 'kolam' atau aquaponik ini menggunakan software yang saat ini dalam proses pengembangan bersama guru IT. PCMS sudah diuji coba beberapa kali sehingga hasilnya bisa maksimal.
"Semua dilakukan dengan semangat inovasi dan kerja tim yang tinggi. Jadi, intinya, PCMS dari SMP Labschool unesa 3 ini hasil dari kerja keras, kolaborasi, dan kecintaan pada lingkungan dan teknologi," ucapnya lagi.
Dia berharap, prestasi ini menjadi inspirasi bagi siswa-siswi lainnya. Ini sekaligus sebagai motivasi bagi sekolah untuk terus memberikan dukungan optimal, baik dalam hal fasilitas maupun pembinaan bakat.
Prestasi siswa tersebut mendapat apresiasi dari Direktur Labschool Unesa Prof. Dr. Sujarwanto, M.Pd. Guru besar Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) itu turut bangga dengan torehan gemilang para siswa Labschool di kancah internasional.
Menurutnya, itu merupakan wujud dari potensi para siswa Labschool yang sebenarnya bisa diadu di kancang dunia. Apalagi, dalam kontes dunia itu, para siswa harus bersaing dengan 137 tim dari 9 negara. "Di situ ada peserta dari Jepang, Taiwan, Rusia yang terkenal dengan kepintarannya. Artinya, siswa kita bisa bersaing dengan mereka," tutur Pak Jar (sapaan akrabnya).
Selain itu, prestasi ini merupakan hasil dari sebuah transformasi yang dilakukan Labschool dalam mewujudkan ekosistem akademik yang berkualitas dan mampu mendorong para siswanya meraih prestasi di tingkat nasional dan internasional.
"Kita sedang bergerak ke arah internasionalisasi, gurunya kita tingkatkan kompetensinya, para siswa juga kami giring ke dalam atmosfer akademik standar internasional lewat program pertukaran. Seperti kemarin, ada mahasiswa dari luar, kita pertemukan dengan siswa kami, ada diskursus, pertukaran gagasan, dan kepercayaan diri yang bagus di situ," bebernya. []
***
Reporter: Saputra
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Kepala SMP Labschool 3 Surabaya
Share It On: