www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, NGANJUK - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka (MBKM) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) semester ini menghasilkan sebanyak 219 program desa dan 78 rintisan usaha atau start-up di desa yang tersebar di 25 kabupaten, Jawa Timur.
Rintisan usaha yang digagas mahasiswa tersebut meliputi bidang kuliner, pariwisata, pemasaran digital, hingga ekonomi kreatif. Itu diungkapkan divisi KKN UNESA dalam penutupan KKN-T MBKM UNESA 2022 di Nganjuk, pada Kamis, 23 Juni 2022.
“Ini membanggakan, karena mahasiswa benar-benar belajar sekaligus memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat desa. Ada yang buat café kreatif, ada yang merancang aplikasi dan masih banyak lagi,” ujar Dr. Nurkholis, M.Pd., Ketua Divisi KKN UNESA di lokasi.
Dia menambahkan, KKN-T UNESA semester ini melibatkan sebanyak 2.745 mahasiswa yang tersebar di 25 desa, 15 kabupaten dan kota di Jawa Timur. Ada lima tema yang dilaksanakan yang meliputi tema kemanusiaan, kewirausahaan, asistensi mengajar, proyek di desa dan tema proyek independen.
Tema kemanusiaan di antaranya ada program donor darah, pembuatan hand sanitizer, mitigasi bencana, trauma healing dan program duta perubahan perilaku hingga kebugaran dan olahraga. Lalu tema kewirausahaan ada program peningkatan produk pangan, digital marketing, pengemasan produk, edukasi, Bumdes, ekonomi kreatif hingga hidroponik.
“Tema asistensi mengajar yang paling banyak terkait edukasi dan literasi masyarakat. Kemudian proyek di desa di antaranya ada program komposting, eco enzyme, tanaman boga, ada program kampung atau desa wisata, hingga program kampung kuliner dan desa bebas stunting,” jelasnya.
Selain program di atas, mahasiswa juga menjalankan program pemerintah seperti kampus mengajar di seluruh daerah, Sabang-Merauke. Selain itu ada Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D), Program Pengembangan Pemberdayaan Desa (P3D), KKN Kebangsaan dan Perubahan Perilaku.
www.unesa.ac.id
305 PKS dengan Mitra
KKN-T UNESA juga menghasilkan sebanyak 305 perjanjian kerja sama (PKS) dengan mitra, di antaranya pemerintah desa, badan usaha desa, satuan pendidikan, UMKM, puskesmas, dan lain-lain. “Masih banyak kerja sama yang masih proses persiapan penandatanganan. Ada 23 prodi yang telah selesai menjalankan penandatanganan PKS,” bebernya.
Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof. Dr. Bambang Yulianto, M.Pd., KKN-T mengatakan bahwa KKN-T memang dirancang khusus agar mahasiswa UNESA menjalankan enam mata kuliah dan 20 SKS selama empat bulan lamanya untuk belajar dan memberikan kontribusi langsung kepada masyarakat maupun pemerintah desa.
Dia ingin mahasiswa belajar, tetapi masyarakat mendapatkan atau merasakan langsung hasilnya. “Mahasiswa turun ke desa membawa gagasan utuh. Mereka harus menggali apa permasalahan dan apa potensi yang ada di desa. Masalahnya diselesaikan, seperti stunting misalnya. Kemudian potensi desa digali dan dikembangkan, seperti program desa wisata atau kampus kuliner sudah dilaksanakan misalnya,” ujarnya.
Diapresiasi Pemkab
Program KKN-T UNESA diapresiasi berbagai pihak, di antaranya pemerintah Kabupaten Nganjuk. Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Nganjuk, Drs. M. Yasin., M.Si., menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang sebesar-besarnya untuk seluruh jajaran pimpinan, dosen dan mahasiswa UNESA yang terlibat dalam program KKN tersebut. Menurutnya, sudah saatnya desa berkembang dan maju lewat sentuhan dan ide-ide kreatif dari mahasiswa.
“Banyak sekali program dan inovasi yang dilahirkan. Ini luar biasa dan tentu sangat bermanfaat dalam membangun desa di Nganjuk khususnya dan Jawa Timur pada umumnya. Tentu masih banyak potensi yang belum terjamah seperti di desa-desa kabupaten Nganjuk ini. Karena itu kolaborasi Pemkab dan UNESA harus terus diperkuat salah satunya lewat program KKN-T. Potensi desa bisa terus kita gali dan kembangkan bersama lewat program atau KKN-T berikutnya,” ucapnya.
***
www.unesa.ac.id
Ketua MBKM UNESA Dr. Mohamad Soleh., M.Pd., menyampaikan bahwa KKN MBKM ini merupakan amanah dari pemerintah yang diimplementasikan UNESA dalam bentuk KKN-T MBKM yang memuat enam mata kuliah setara 20 SKS atau 18 kali tatap muka dengan durasi 4 bulan. KKN-T MBKM UNESA lebih menekankan pada pendidikan dan pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan partisipatif dan pembelajaran untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat akan potensi dan tantangan yang dimiliki untuk meningkatkan kualitas kehidupan baik secara pribadi maupun kelompok masyarakat di desa.
“KKN-T MBKM ini berbeda dari KKN pada umumnya. Mahasiswa benar-benar dituntut terlibat dalam membangun desa lewat berbagai program yang dipilih. Kalau saya dulu KKN-nya cuman dalam hitungan hari. Badan saya naik beberapa kilo. Makannya empat bahkan lima kali sehari. Kerjaannya ya mengecat gapura desa, pagar kantor desa dan warga. Sekarang, berbeda, mahasiswa harus punya program yang betul-betul berdampak pada peningkatan kualitas hidup masyarakat di desa,” ujarnya.
Penutupan KKN-T tersebut dihadiri jajaran Balai Besar Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat PDTT, Sekretaris Daerah Nganjuk, Jajaran Dinas Pemkab Nganjuk, Camat dan Perangkat Desa serta Pemdes se-Kabupaten Nganjuk. Selain itu, dihadiri jajaran pimpinan UNESA, para dekan-wakil dekan, kajur, kaprodi, para dosen pembimbing lapangan, dosen pembimbing mata kuliah. [HUMAS UNESA]
Penulis: Fionna Ayu Shabrina
Editor: @zam Alasiah*
Share It On: