Dekan Fakultas Bahasa & Seni, Prof. Dr. Bambang Yulianto, M.Pd optimis pembukaan Fakultas Baru yakni Fakulas Seni dan Industri Kreatif (FSIK) akan terealisasi. Mengingat, selain proposal yang sudah diajukan sejak lama, SDM yang akan dipisahkan menjadi fakultas tersendiri itu sudah sangat layak, termasuk rasio jumlah mahasiswanya.
Menurut Prof. Bambang, jika SK pendirian Fakultas Baru sudah keluar, rencananya gedung T3 akan digunakan sebagai dekanat. Lahan kosong di belakang kantin fakultas akan dibangun gedung baru untuk FSIK. Proses perizinan pembangunan akan mulai diatur pada Maret, selanjutnya untuk membangun gedung akan dilakukan pada Agustus. “Sebelum adanya fakultas baru telah diadakan facility sharing dengan dosen terkait seperti di Universitas Negeri Makasar dan Universitas Pendidikan Indonesia,” papar Bambang.
Di gedung baru nanti, lanjut Bambang akan dibuka ruang khusus ormawa dan perpustakaan baru untuk Fakultas Bahasa Seni (FBS) dan Fakultas Seni dan Industri Kreatif (FSIK). “Gedung belakang kantin nanti akan dibuat menjadi 4 lantai,” terangnya.
Bambang menambahkan, FSIK nanti hanya terdapat Dekan, Wakil Dekan I, dan Wakil Dekan II. Hal tersebut terjadi karena adanya aturan baru. Sementara itu, terkait SDM, Bambang mengakui sudah layak untuk membuka fakultas baru.
Sementara itu, untuk Fakultas Bahasa dan Sastra, nantinya akan membuka jurusan dan prodi baru. Di antaranya, bahasa Arab, pendidikan bahasa Madura, dan pendidikan BIPA. Jurusan bahasa arab nantinya tidak mengacu pada sastra atau pendidikan melainkan lebih dikonsentrasikan untuk komunikasi dan transleter serta untuk yang akan bekerja di luar negeri maupun untuk melanjutkan studi. “Bahasa arab ini tentunya berbeda dengan UINSA yang lebih condong ke sastra dan UM yang cenderung mencetak pendidik,” jelas guru besar Bahasa dan Sastra Indonesia itu.
Drs. Imam Zaini, M.Pd, ketua jurusan Seni Rupa mengatakan, antara bahasa dan seni itu berbeda. Bahasa lebih cenderung membutuhkan lab bahasa, sedangkan untuk seni beragam mulai dari seni lukis, patung, desain dan lainnya memerlukan ruang khusus. Peralatan yang digunakan tiap konsentrasi tentu berbeda-beda dan mempengaruhi dalam UKT mahasiswa. “Sebenarnya, saya lebih setuju jika nama Fakultas baru Seni dan Desain tetapi yang disetujui namanya adalah Seni dan Industri Kreatif,” ungkap Imam Zaini.
Pemisahan tersebut, lanjut Imam Zaini, memberikan keuntungan tersendiri. Selain lebih mudah mempelajari mata kuliah yang sedang diajarkan, juga mempermudah pengawasan. “Penambahan fakultas baru ini tentunya didasari dengan harapan agar lebih lancar dalam mendalami perkuliahan, semakin banyak mahasiswa yang berprestasi, dan sarana-prasarana dipenuhi dengan baik,” tandasnya. (Mira/Merry)
Share It On: