Saya dulu juga lulusan SMK lo! Masih ingatkah Anda dengan pernyataan Tantowi Yahya tersebut pada iklan layanan masyarakat yang sering kita jumpai di siaran-siaran televisi nasional? Ya itulah salah satu upaya pemerintah pusat, yakni Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) dalam meningkatkan daya saing bangsa. Selama ini pendidikan di Indonesia lebih mengarahkan peserta didik menempuh jalur pendidikan umum (SMA). Padahal jumlah peserta didik yang melanjutkan studi untuk mengembangkan dan mendalami ilmunya lebih sedikit daripada jumlah peserta didik yang langsung mencari kerja. Akibatnya lulusan SMA yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi itu tidak siap kerja. Melihat fenomena tersebut sejak 2008, Depdiknas terus memacu perkembangan sekolah-sekolah SMK di Indonesia. Jumlahnya pun sekarang dibalik dengan porsi jumlah SMK:SMA berbanding 70:30. Karena itu, saat ini pemerintah tengah menerima calon pendamping SMK negeri tahap II. Unesa sebagai LPTK pada momen ini menjadi pusat penerimaan calon pendamping SMK negeri wilayah Jawa Timur (Jatim), Bali, dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Syarat pendaftaran calon pendamping ini adalah calon S1 kependidikan dan nonkependidikan, menyerahkan fotokopi transkip nilai minimal 120 SKS dilegalisir, menyerahkan fotokopi ijazah dilegalisisr (bagi lulusan maksimal 1 tahun terakhir), foto 3x4 berwarna empat lembar, dan fotokopi KTP yang masih berlaku empat lembar. Pendaftaran ini dapat dilakukan di kantor Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) sampai dengan 10 September 2009 mulai pukul 08.30 15.00 WIB. Ujian seleksi tulis dan wawancara pada 14 dan 15 September 2009. Pengumuman hasil seleksi akan diumumkan pada 16 September 2009 pukul 15.00 WIB. Calon pendamping SMK negeri yang dinyatakan telah diterima akan mendapatkan pembekalan pada 28 30 September 2009 di LPM Unesa. Pendampingan di SMK-SMK negeri di wilayah Jatim, Bali, dan NTT ini akan dimulai pada 1 Oktober 2009 samapai dengan 28 Februari 2010 (lima bulan). [ardy-humas]