www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA—Petis merupakan bahan makanan yang sangat populer di Indonesia, terutama di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Petis biasanya digunakan sebagai bumbu penyedap pada masakan atau sebagai saus untuk makanan seperti pecel atau tahu petis.
Pembuatan petis secara tradisional membutuhkan waktu dan tenaga yang cukup banyak, sehingga beberapa pengusaha makanan memilih untuk menggunakan mesin petis semi otomatis untuk membantu proses produksi. Masalahnya, mesin tersebut belum banyak di pasaran.
Dalam menjawab kebutuhan tersebut, Universitas Negeri Surabaya (UNESA) melalui tim Fakultas Teknik membuat mesin semi otomatis untuk mempercepat proses pembuatan petis bagi pelaku UMKM. Mesin tersebut berhasil membawa tim FT meraih juara 3 Lomba Karya Teknologi Tepat Guna.
"UMKM mengeluh kalau olahan petis tak selalu bagus, kadang ada yang gosong. Diaduk menggunakan tangan pun ada yang bilang kecapean dan sebagainya," ucap Agung, salah satu mahasiswa tim inovasi mesin tersebut.
Agung menambahkan, mesin itu bisa mengaduk secara otomatis agar tidak mengerak dan suhu dapat diatur dimana material panci dilapisi dengan oil jaket yang relatif aman, dimana suhu teratur dan diaduk dengan penggerak motorik listrik.
www.unesa.ac.id
Mesin ini dapat menggiling bahan baku petis seperti terasi, udang, atau ikan menjadi bentuk pasta yang halus dan kental. Pun dapat membantu dalam proses penyaringan petis sehingga petis yang dihasilkan menjadi lebih halus.
"Petis yang dihasilkan akan dicampur dan diaduk secara merata oleh mesin pengaduk dan memastikan konsistensi petis yang dihasilkan merata dan tidak terlalu cair atau terlalu kental," ucapnya.
Mesin ini menjadi terobosan baru yang dapat membantu para pengusaha makanan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi produksi petis. Ada beberapa keunggulan mesin olahan petis tersebut. Pertama, bisa menggunakan dua bahan bakar; kompor gas dan kayu. Kedua, bisa mengatur waktu pemasakan dan pendinginan dan berhenti otomatis jika prosesnya selesai.
Ketiga, praktis dan mudah dipindah ke mana-mana lewat roda yang dipasang pada masing-masing kaki. "Mesin ini sudah didistribusikan ke beberapa UMKM Sidoarjo," tutup Agung.
Mesin pengolah petis semi otomatis ini lahir dari tangan Mochammad Hildad Ajiban, Kamaludin, Muhammad Nur Rohman, Wahyu Prawira Yudha, Aldin Kusuma, Agung Setyo Pranoto. Mereka dibawah bimbingan Wahyu Dwi Kurniawan, S.Pd., M.Pd., dan Rachmad Syarifudin Hidayatullah, S.Pd., M.Pd. []
Share It On: