Penyerahan mesin 3P kepada pelaku UMKM Tempe Sepande.
Unesa.ac.id. SURABAYA—Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mendorong perkembangan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah atau UMKM di daerah, salah satunya bisa dengan inovasi dan alih teknologi seperti yang dilakukan tim dosen Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
Tim dosen yang tergabung dalam program pengabdian kepada masyarakat atau PKM yang terdiri Djoko Suwito sebagai ketua, dan Wahyu Dwi Kurniawan, serta Muhamad Syariffuddien Zuhrie sebagai anggota merancang mesin pengolah tempe 3P (pemecah, pengupas, dan pemisah) kulit ari kedelai.
Inovasi mesin tersebut dirancang khusus untuk pelaku UMKM Tempe Sepande di Sidoarjo. Ketua PKM, Djoko Suwito mengklaim inovasi tersebut terbukti mampu meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja UMKM.
Menurutnya, produksi tempe tradisional seringkali menghadapi kendala dalam pengolahan bahan baku, terutama pada tahap pemecahan, pengupasan, dan pemisahan kulit ari kedelai.
Proses manual yang memakan waktu dan tenaga itu kerap menjadi hambatan dalam meningkatkan kapasitas produksi. Dengan adanya mesin pengolah tempe 3P, proses ini kini dapat dilakukan secara otomatis, cepat, dan lebih higienis.
Dia menambahkan, mesin tersebut dibuat dari bahan stainless steel yang food grade sehingga lebih aman untuk bahan makanan. Selain itu memiliki dimensi dengan panjang 60 lebar 60 dan tinggi 120 cm. Mesin digerakkan dengan motor listrik dengan kekuatan 0,5 Hp yang memiliki kapasitas 150 kg/jam.
Mesin ini dapat dioperasikan dengan mudah (easy to use) oleh para produsen, karena telah sudah didesain untuk dapat mengolah proses pengupasan, pemisahan dan pemecahan kulit ari kedelai secara bersamaan.
“Dengan adanya inovasi ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan efektivitas hingga 3 kali lipat. Sehingga dapat bermanfaat bagi peningkatan ekonomi UMKM,” ujar Djoko Suwito.
Selain meningkatkan efisiensi, mesin pengolah tempe 3P juga membantu menjaga kualitas kedelai yang diolah, sehingga hasil akhir tempe menjadi lebih konsisten dan sesuai standar pasar. Hal ini membuka peluang bagi UKM Tempe Sepande untuk memperluas jangkauan pemasaran, baik di pasar lokal maupun nasional.
Program ini juga mencakup pelatihan manajemen usaha bagi para mitra. Tim pengabdian memberikan pendampingan dalam pengelolaan keuangan, strategi pemasaran digital, hingga optimalisasi distribusi produk.
Kehadiran inovasi mesin tersebut mendapat respons positif pelaku UMKM. Sukari, pemilik UMKM Tempe Sepande mengatakan bahwa, mesin ini benar-benar mempermudah pekerjaan mereka.
“Dulu, untuk mengupas kulit ari kedelai, kami membutuhkan waktu berjam-jam dengan hasil yang tidak selalu maksimal. Sekarang, dengan mesin ini, pekerjaan selesai dalam waktu singkat dengan hasil yang jauh lebih baik," ungkapnya.[*]
***
Penulis dan foto: Tim PKM
Share It On: