www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA--Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Drs. Much. Khoiri, M.Si., membagikan rahasia menulis bagus dalam program Lazuardi yang disiarkan Suara Surabaya (SS) FM 100 pada Kamis, 25 Mei 2023.
Dalam acara bertema “Mengikat Ilmu dengan Tulisan” itu, Khoiri mula-mula membahas tentang literasi dan ilmu. Menurutnya, ilmu tidak hanya diperoleh dari pendidikan formal, tetapi juga bisa didapat dari kegiatan membaca. Ilmu yang dibaca merupakan yang ditulis oleh seseorang. "Nah, di situlah pentingnya menulis bisa mengikat dan menyebarkan ilmu," tukasnya.
Aktivitas menulis, lanjutnya, sudah dipelajari seseorang sejak dini, tetapi mengimplementasikan budaya menulis itu sangat sulit. Padahal seseorang yang memiliki kemampuan menulis berarti tidak hanya memiliki kemampuan verbal, tetapi juga berpikir tingkat tinggi.
Bagaimana agar bisa menulis bagus? tentu bisa dimulai dengan latihan menulis menggunakan gaya bebas. Khoiri menyarankan awal-awal bisa menggunakan sudut pandang orang pertama atau sudut pandang penulis itu sendiri. Contohnya bisa menggunakan kata 'saya' dalam tulisan. Setelah terbiasa, baru kemudian bisa melatih diri ke genre dan pendekatan lain.
“Kalau sudah terbiasa menulis, hasilnya bisa diterbitkan dalam bentuk cetak atau digital. Niatkan untuk menyebarkan pengalaman dan gagasan kepada orang lain. Nah di sanalah sejatinya ilmu disebarkan ke masyarakat," terangnya.
Pria yang sudah menerbitkan 30 buku terkait tulis menulis itu menjelaskan bahwa kegiatan menulis berhubungan dengan memori muscle, di mana seseorang yang tidak pernah bergerak mengolah pikirannya akan kaku. Untuk itu seseorang yang belum membiasakan diri itu harus mempunyai catatan ide sehingga ide-ide ditampung sebelum nantinya akan dieksekusi.
Khoiri menjelaskan terdapat hubungan yang sangat kuat antara bahasa dengan logika/pikiran, sehingga seseorang yang berbahasa atau menulis dengan baik dari segi penyusunannya maka terlihat pola pikirannya juga baik. Dengan kata lain, orang yang belajar menulis sama dengan belajar menata nalar dan pikirannya sendiri.
Menurutnya, kesadaran literasi sekarang ini semakin membaik terutama sejak digaungkan program literasi nasional tahun 2016. Literasi yang bagus sangat penting di era ketidakpastian informasi ini. Apalagi jelang tahun politik, banyak sekali informasi yang tersebar. Kalau tidak punya literasi yang cukup, informasi yang berseliweran akan mudah dipercaya, padahal isinya hoaks.
Dia membeberkan, agar bisa menulis bagus, penulis harus banyak membaca buku untuk mengulak gagasan, ide, sampai kosa kata. Selain itu, rutin latihan menulis dari hal-hal yang sederhana. Kemudian, bisa dengan mengangkat isu yang sederhana tetapi penting.
"Menulis dari apa yang didengar juga bisa dan itu dapat memperkuat pikiran dan daya ingat. Itulah salah satu fungsi menulis yaitu mencegah kepikunan karena neuron-neuron saraf yang aktif digunakan menulis itu akan menjaga dari kepikunan," paparnya.
Baginya, jika sudah memiliki niat menulis saja itu sudah bagus, sehingga langkah selanjutnya tinggal latihan menulis dan mencari tutor atau teman, karena jika niat itu sudah kuat, tetapi tidak ada teman atau tutor maka akan tersesat atau ketika mulai lelah tidak ada yang memberi semangat.
"Kemudian teori saja juga tidak cukup dalam menulis, karena yang paling berpengaruh adalah praktik sangat diperlukan. Tulisan yang baik itu sesuai konteks, kalau tulisan benar itu sesuai kaidah. Kita harus mempunya mata elang dan tangan wartawan dan menulis dengan sepenuh hati, karena dengan menulis kita itu menebarkan ilmu dengan kebenaran sehingga itu mampu menjadi amal jariah kita," katanya. []
Penulis: Muhammad Azhar Adi Mas’ud
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Tim Humas
Share It On: