www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA—Vertigo atau kondisi rasa pusing dan perasaan tidak seimbang dapat menyerang siapapun, tidak mengenal batasan usia atau profesi, termasuk mereka yang masih aktif di dunia perkuliahan.
Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Negeri Surabaya (UNESA), dr. Ariesia Dewi Ciptorini, Sp.N menjelaskan bahwa, secara umum vertigo terbagi menjadi dua.
Pertama, true vertigo yang disebabkan gangguan dari sistem keseimbangan tubuh baik. Salah satu contoh aktivitas yang memicu true vertigo ini bisa perubahan posisi kepala yang terlalu cepat.
Kedua, pseudovertigo disebabkan oleh gangguan di luar sistem keseimbangan tubuh. Pseudovertigo dipicu aktivitas bersifat psikogenik seperti ansietas, depresi, ataupun histeria.
Dia mengungkap vertigo dapat berkaitan dengan faktor psikologis, seperti berpikir keras yang dapat menjadi pemicu gangguan psikogenik.
Gangguan ini bisa memicu seseorang mengalami pseudovertigo, istilah medis yang merujuk pada sensasi pusing yang bukan disebabkan oleh masalah kesehatan fisik, tetapi lebih bersifat psikologis.
Dokter Dewi (sapaan akrabnya) menekankan bahwa vertigo merupakan gejala bukan penyakit, sehingga jika sering kambuh menandakan penyebabnya belum tertangani secara holistik atau menyeluruh.
Vertigo memiliki efek jangka panjang seperti berisiko meningkatkan tingkat keparahan baik dari segi kualitas maupun kuantitas dari penyakit yang mendasarinya.
Pada kasus pseudovertigo yang muncul pada suatu kondisi psikologis tertentu seperti konsentasi atau berpikir keras maka, relaksasi atau istirahat merupakan langkah awal yang bisa diambil. Tak hanya itu, manajemen psikologis yang baik juga dapat membantu meringankan gejala yang muncul.
Ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mencegah kambuhnya vertigo seseorang. Pertama, penanganan terhadap penyakit yang mendasari adanya gejala vertigo. Kedua, pola hidur yang teratur dan cukup sangat diperlukan.
Pola hidup sehat juga perlu dipertahankan seperti makan makanan dengan gizi seimbang, minum air yang cukup, aktivitas seimbang, dan olahraga teratur.
Terakhir, manajemen psikologis yang baik juga harus dijaga seperti menghindari faktor-faktor yang mencetuskan ansietas, stres, depresi dan masalah psikologis lainnya. []
***
Reporter; Mohammad Dian Purnama
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Cookie Studio-Freepik
Share It On: