Kejahatan terbesar di dunia bukanlah kemarahan atau kebencian, melainkan kemasabodohan. Kemasabodohan hanya bisa diberantas dengan pendidikan. Dunia pendidikan memang dunia yang tak pernah bisa habis untuk diperbincangkan. Karena selama manusia itu ada, maka perbincangan tentang pendidikan akan tetap eksis di dunia. Perbincangan berbalut seminar internasional dengan tema Penggunaan Teknologi Informasi dalam Dunia Pendidikan pun diselenggarakan di Auditorium Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) (23/7). Dalam seminar tersebut, pembicara utama yang datang dari Konsulat Jenderal Amerika Serikat, Tom P. Abeles, Ph.D. mengemukakan bahwa model pendidikan dengan memanfaatkan teknologi informasi sangat memungkinkan pemerataan pendidikan bagi semua kalangan. Beberapa perguruan tinggi ternama di dunia seperti Massachusetts Institute of Technology dan Cambridge University telah membuka program Open Education Resources (OER) dengan dukungan United Nations Education, Science and Culture Organization (UNESCO). Ke depan program ini diperuntukkan bagi negara berkembang yang ada di Asia dan Afrika untuk memberikan kesempatam pendidikan bagi semua warganya. Tom P. Abeles, Ph.D. yang juga President Sagacity Inc. Minneapolis, Amerika Serikat ini mengatakan bahwa program ini tidak memungut biaya kepada masyarakat untuk akses hasil penelitian, bahan-bahan perpustakaan, dan buku. Lebih jauh ia menjelaskan mengenai esensi pendidikan. Menurutnya, pendidikan harus mampu menggali potensi peserta didik yang masih terpendam untuk kemudian dikembangkan lebih jauh. Proses pendidikan harus menumbuhkan minat siswa mempelajari berbagai ilmu dan pengetahuan. Teknologi informasi menurut Abeles mampu merevolusi proses pendidikan karena melalui teknologi, informasi lebih mudah diakses. Di Amerika, pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi marak dimanfaatkan, baik bidang ilmu teknik maupun sosial. Meski demikian, berdasarkan hasil pengamatannya selama lebih dari 30 tahun sebagai konsultan pendidikan, ia mengakui bahwa model pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi ini memiliki kelemahan, yakni proses pendidikan dari segi afeksi relatif kurang, aspek kognitif dan psikomotoriklah yang lebih banyak tergarap dalam pemanfaatan teknologi informasi di dunia pendidikan. Sebelum mengakhiri pembicaraannya, Abeles menekankan bahwa revolusi pendidikan tidak perlu dilakukan secara langsung. Sedikit demi sedikit namun dalam jangka waktu lama pun tidak mengapa. Yang terpenting dalam paradigma pendidikan berbasis teknologi informasi ini ialah bagaimana siswa memanfaatkan informasi yang didapat tersebut di dalam kehidupan nyata dalam kaitannya dengan kehidupan bermasyarakat. [putri_humas]