www.unesa.ac.id
Mengangkat tema “Mengingat dan Mengenali Kebhinekaan di Tangan Pemilik Masa Depan” seminar ini dihadiri sebanyak 287 peserta yang tidak hanya dari Unesa melainkan diikuti juga dari berbagai universitas di Surabaya.
Narasumber yang dihadirkannya pun ahli di bidangnya diantaranya Anggota DPRD Jawa Timur Dian Amaliyah, serta seorang penulis dan sastrawan Soesilo Toer.
Menurut Soesilo Toer membangun pondasi kebhinekaan dalam diri generasi milenial butuh dorongan yang kuat. Hal ini disebabkan generasi milenial mudah sekali menerima segala sumber informasi yang belum tentu kejelasannya. Untuk itu dibutuhkan dorongan untuk menanamkan budaya literasi sehingga tidak mudah digiring oleh opini yang tidak bertanggung jawab.
“Berita hoax yang cepat sekali penyebarannya dapat menggiring opini yang buruk bagi pembacanya. Untuk itu perlu budaya literasi yang kuat bagi pembacanya khususnya generasi milenial,” ujar Soesilo Toer.
Soesilo Toer menambahkan jika generasi muda mudah sekali diadu domba dengan berita bohong dapat menyebabkan keretakan dalam kebhinekaan yang telah dipegang teguh oleh rakyat Indonesia. Untuk itu Kebhinekaan sejatinya diciptakan untuk menggerakkan sikap toleransi kepada sesama untuk menghormati perbedaan.
Acara ini digelar dengan tujuan agar mahasiswa memiliki kemampuan bersosial dengan saling menjunjung tinggi sikap toleransi. Mahasiswa juga dibekali dengan motivasi untuk menjadi mahasiswa yang bertanggungjawab serta meningkatkan kepedulian dalam menegakkan kebhinekaan bangsa ini. (Mega/why)
Share It On: