www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA–Angkat tema “Peran Mahasiswa dalam Bela Negara dan Pencegahan Radikalisasi di Lingkungan Perguruan Tinggi” Fakultas Ilmu Olahraga (FIO) UNESA gelar Seminar Bela Negara dan Antiradikalisme di FIO di Auditorium Lantai 1, Rabu, 9 November 2022.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Agus Hariyanto, M.Kes., dalam sambutannya menilai bahwa kegiatan seminar kebangsaan seperti ini sudah sepatutnya diadakan sekali atau dua kali dalam setahun sebagaimana bentuk nyata dari implementasi bela negara agar bangsa Indonesia terbebas dari paham radikal atau ancaman-ancaman radikal.
“Agar kita sebagai masyarakat dapat memiliki kehidupan yang selayaknya aman, nyaman dan tentram,” ucapnya.
www.unesa.ac.id
Acara tersebut mendatangkan Sekretaris MUI Jawa Timur, Dr. H. Hasan Ubaidillah, S.H., M.Si. Dia mengatakan, mahasiswa sebagai agen perubahan harus mampu beradaptasi dengan zaman dan berinovasi di setiap zaman agar menjadi pribadi yang tangguh dan unggul terutama pada zaman penuh akan teror dan ancaman belakangan ini.
Menurutnya, bentuk dari radikalisme dikemas sedemikian rupa dalam rupa penjajahan 3F (food, fashion, fun). Dari segi kuliner budaya makanan sekaligus pola makan masyarakat Indonesia sudah terpapar oleh budaya barat, berbagai restoran cepat saji tersebar di segala penjuru negeri bahkan ribuan outlet terpampang nyata.
Dari segi berbusana (Fashion) rakyat Indonesia dengan sikap konsumtif yang ditambah dengan gaya hidup hedonisme telah mempengaruhi sektor industri pakaian, terutama yang ia soroti adalah gaya berpakaian mahasiswa yang mulanya tertutup kini hanya bermodalkan crop top yang diselimuti almamater kampus lengkap dengan celana jeans dan sejenisnya.
Adapun dari segi hiburan (Fun) ia memfokuskan bagaimana saat ini banyak generasi muda yang sudah kecanduan smartphone, bermain social media dan games hingga tak kenal waktu. Selain itu dia juga menjabarkan 8 modal mahasiswa sebagai agent of change dalam rangka menangkal radikalisme yang mencakup creative (imagination, process, generating, novelty) dan innovation (implementation, product, developing, usefulness).
Senada dengan materi di atas, putri keempat Wakil Presiden Republik Indonesia sekaligus dosen Fakultas Sosial Hukum UNESA, Dr. Siti Nur Azizah, S.H., M.Hum., pada kesempatan itu memberikan pemahaman kepada mahasiswa terkait ‘critical thinking’ sebagai upaya bela negara dan melawan radikalisme. “Menurutnya ciri-ciri karakter radikalisme itu mencakup fanatisme, intoleran, eksklusif dan revolusioner,” tutupnya. [HUMAS UNSA
Penulis: Saputra
Editor: @zam Alasiah*
Share It On: