Penutupan Joint Working Group (JWG) ke-13 Indonesia-Prancis di GRAHA UNESA.
Unesa.ac.id., SURABAYA—Kerja sama Indonesia dan Prancis yang sudah terjalin sejak lama terus diperkuat, salah satunya lewat Joint Working Group (JWG) yang diadakan selama dua tahun sekali. Pada JWG ke-13 yang berlangsung di Universitas Negeri Surabaya (UNESA) pada 2-4 Juli 2024, delegasi dua negara selain membahas tantangan dan langkah strategis di sejumlah bidang, juga meninjau kebijakan dan kerja sama bilateral bidang pendidikan tinggi, penelitian, dan inovasi.
Dari peninjauan kebijakan dan kerja sama delegasi Indonesia dan Prancis disepakati belasan poin. Adapun point pentingnya di antaranya sebagai berikut.
- Kedua belah pihak sepakat bahwa peningkatan kerja sama timbal balik di bidang pendidikan tinggi, penelitian, dan inovasi terus menjadi tujuan bersama pemerintah masing-masing. Keduanya berkomitmen untuk mendorong kemajuan kemitraan di sektor-sektor tersebut sesuai dengan perjanjian yang sudah disepakati.
- Indonesia menekankan kembali fokus kebijakannya saat ini berdasarkan perjanjian “Merdeka Belajar” yang secara sistematis dan holistik mentransformasi sistem pendidikan tinggi di Indonesia. Melalui Merdeka Belajar, Indonesia berupaya untuk memastikan bahwa semua mahasiswa, terlepas dari latar belakang sosial, ekonomi, atau budaya, mereka mempunyai kesempatan untuk mengembangkan kompetensi yang memungkinkan mereka berkontribusi secara produktif pada ekonomi berbasis pengetahuan dan berpartisipasi secara aktif dan positif dalam upaya warga negara dalam masyarakat plural dan demokratis.
- Dalam mobilitas akademik dan ilmiah, Indonesia menyatakan komitmennya untuk terus memfasilitasi mahasiswa, dosen, dan peneliti untuk mendapatkan pendidikan, pelatihan, magang, sertifikasi profesi, dan/atau penelitian kelas dunia melalui program khusus dan dukungan pendanaan. Indonesia mengundang pihak Perancis untuk melanjutkan kemitraan mobilitas yang sudah ada serta terus memajukan kemitraan in.
- Dalam membangun pendidikan tinggi kelas dunia, Indonesia menyoroti pentingnya meningkatkan keterlibatan akademik antara perguruan tinggi Indonesia dan mitra akademik di Prancis. Selain itu, terus mendukung pengembangan program double degree antara perguruan tinggi kedua negara.
- Sektor penelitian akademis, Kemendikbudristek menyoroti enam topik penelitian prioritasnya, yaitu ekonomi hijau; ekonomi biru; pariwisata; teknologi digital; teknologi dan alat kesehatan; dan teknologi tepat guna dan STEM. Kementerian berkomitmen untuk mengalokasikan pendanaan bersama untuk penelitian yang mengkhususkan diri pada topik-topik tersebut melalui program Dana Pendamping Penelitian dan Kemitraan Akademik atau program lain yang diselenggarakan bersama dengan calon mitra.
- Pada bidang penelitian dan inovasi ilmiah, Badan Riset dan Inovasi Nasional Indonesia mengusulkan 10 topik yang akan dieksplorasi dalam kemitraan penelitian Indonesia-Prancis di masa depan, yaitu ekspedisi keanekaragaman hayati terestrial; biologi struktural; ekspedisi keanekaragaman hayati laut dan geologi; Berikutnya, observasi langit dan luar angkasa bagian selatan di Gunung Timau; ekspedisi geologi terestrial di Pulau Jawa; perolehan data sumber daya hayati dan non hayati Indonesia; Penggalian arkeologi prasejarah Bumiayu; teknologi akselerator untuk medis dan industri; dekomisioning dan revitalisasi nuklir; reaktor fasilitas tenaga listrik; dan pemuliaan benih unggul secara presisi.
- Kedua pihak mengakui pencapaian strategi pendidikan tinggi dan penelitiannya dan Perancis menegaskan kembali pentingnya nilai-nilai yang diuraikan dalam deklarasi Marseille dan berbagi keprihatinan dan pemahaman mengenai prioritas yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia dalam pendidikan tinggi dan penelitian, seperti ekonomi hijau, biru, dan digital; kesehatan dan obat-obatan.
- Kedua pihak mendukung pembentukan program yang berpusat pada kemitraan, memfasilitasi pertukaran dosen dan peneliti, dan memastikan pembagian infrastruktur dan hasil penelitian yang adil sesuai dengan perjanjian internasional.
- Prancis mengakui pertumbuhan program kolaboratif dalam pendidikan tinggi dan penelitian, yang tercermin dalam peningkatan mobilitas mahasiswa dan peneliti, serta kualitas dan dampak hasil penelitian. Perancis terus mendukung kemajuan program gelar berbasis penelitian, double degree di tingkat master atau doktor, dan inisiatif yang mendorong mobilitas siswa. Dukungan ini mencakup program dan pendanaan yang sudah ada, serta mendorong pembentukan program-program baru.
- Dua pihak menyadari pentingnya pendidikan dan pelatihan teknis dan kejuruan (TVET) di pendidikan tinggi agar menjadi bidang pendidikan yang dinamis dan adaptif. Dua pihak akan menyelenggarakan dialog kebijakan yang berkelanjutan untuk saling mempelajari praktik terbaik, dan memberikan pengakuan atas pencapaian, baik di masa lalu maupun yang sedang berjalan, program dan inisiatif kerja sama bilateral di bidang pendidikan tinggi, penelitian, dan inovasi.
Sesjen Kemendikbudristek, Suharti berharap, melalui kerja sama ini diharapkan proses dan hasil (output dan outcome) pendidikan semakin berkualitas. Pun semakin banyak hasil riset yang bisa digunakan di dua negara. Aspek kerja sama melalui JWG ini difokuskan pada hal yang dibutuhkan untuk pembangunan nasional. "Jadi prioritas kita yaitu fokus untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045," tandasnya di sela-sela pembukaan JWG pada Rabu, 3 Juli 2024. []
***
Reporter: Muhuammad Dian Purnama (FMIPA), Farhan Bachtiar (Fisipol), Sindy Riska (Fisipol), Fatimah Najmus Shofa (FBS), Saputra (FBS), dan M. Ja’far (FIP).
Editor: @zam*
Foto: Tim HUMAS UNESA
Share It On: