www.unesa.ac.id
Para juara itu adalah Faidal Fuat (MA At-Taufiqiyah Sumenep) sebagai Juara 1, Octavia Savina Fitri (MA Unggulan Nuris Jember) juara 2, Ada Senandung Nacita (SMAN 3 Ponorogo) juara 3. Adapun juara harapan 1 diraih Andi Anisa Nur Fatiha (SMAN 1 Klaten) dan harapan 2 Nadhifah Bernice T. (SMAN 2 Lamongan).
Ada pemandangan yang mengharukan tatkala juara pertama disebut oleh ketua Juri. Pelajar dari Sumenep itu memekikkan takbir dan hamdalah seraya bersujud syukur ke lantai, serta berpelukan dengan teman dan gurunya, sebelum kemudian berjalan menuju panggung. Aksi itu cukup menyita perhatian seisi ruangan.
Sementara itu, lima pembaca terbaik tersebut berhasil meraih juara setelah bersaing ketat dengan 24 peserta dari berbagai daerah di tanah air: mulai Surabaya, Lamongan, Gresik, Bangkalan, Kraksaan, Jember, Tulungagung, Ponorogo, Sumenep, Klaten, dan Bogor. Mereka datang bersama guru pendamping masing-masing.
Dalam perlombaan itu setiap peserta dalam lomba itu harus membaca puisi wajib dan puisi pilihan. Puisi wajib baca itu adalah "Kwatrin Ibunda" (Tengsoe Tjahjono), dan puisi-puisi pilihan meliputi: "Ziarah" (Sapardi Djoko Damono), "Puisi Jalanan" (Emha Ainun Nadjib), "Lagu dalam Hujan" (Abdul Hadi WM), "Peringatan" (Wiji Thukul), dan "Bayi Lahir Bulan Mei 1998" (Taufiq Ismail).
Mereka satu persatu harus tampil dengan menampilkan kemampuan terbaik, yang meliputi olah vokalnya, ekspresinya, serta penghayatannya di dewan juri, yakni Much. Khoiri (penulis, sastrawan), Welly Suryandoko, M.Pd dan R. Fuddin Jindan, M.Pd (keduanya seniman, dosen Sendratasik Unesa).
Mewakili dewan juri, Welly Suryandoko berpesan kepada seluruh peserta, "Membaca puisi harus memenuhi kaidah membaca puisi, termasuk bentuk pembacaan. Mengapa kalian diberi puisi wajib dan puisi pilihan, sebenarnya untuk melihat seberapa kalian mampu menerapkan bentuk pembacaan yang tepat."
Menjelang pengumuman juara, Much. Khoiri menambahkan, "Membaca puisi yang baik bersumber dari pemahaman (comprehension) yang baik. Dengan pemahaman yang baik, pembaca akan mampu secara alamiah mengatur olah vokal, ekspresi, dan penghayatan dengan baik pula."
Diharapkan, peserta yang belum berhasil menjadi juara tahun ini mampu meraih juara pada tahun depan atau tahun selanjutnya. "Semua peserta yang hadir di sini sejatinya adalah para juara. InsyaAllah hanya tinggal tunggu waktu yang tepat," pungkas Khoiri.
Akhirnya, perlombaan baca puisi sehari itu ditutup dengan penyerahan hadiah dan berfoto bersama. Pada kesempatan itu, panitia juga mengucapkan terima kasih kepada para pihak yang telah mensponsori dan mendukung pelaksanaan lomba. (emcho, humas).
Share It On: