Ketika para guru besar dan pimpinan fakultas keolahragaan Indonesia berkumpul, langsung bahas komitmen dan kontribusi memajukan Indonesia melalui penguatan olahraga yang berkelanjutan.
Unesa.ac.id, SURABAYA—Universitas Negeri Surabaya (UNESA) melalui Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK) menggelar diskusi terpumpun bertema "Menata Keolahragaan Indonesia: Pembangunan Keolahragaan Nasional yang Berkelanjutan" di Auditorium FIKK, UNESA Kampus 2 Lidah Wetan, pada Rabu, 16 Oktober 2024.
Kegiatan ini merupakan salah satu wujud kolaborasi FIKK UNESA, Asosiasi Profesor Keolahragaan Indonesia (Apkori), dan Forum Dekan Keolahragaan Indonesia (FDKI) dalam membangun keolahragaan nasional yang berkelanjutan.
Rektor UNESA, Nurhasan, menyampaikan bahwa terdapat dua permasalahan utama yang dihadapi olahraga di Indonesia. Pertama, tidak fokus. Banyak hal dikerjakan sekaligus, dari hulu sampai hilir, padahal anggaran terbatas.
Rektor UNESA Cak Hasan menekankan pentingnya kerja sama untuk mewujudkan visi keolahragaan Indonesia.
Kemudian yang kedua, sering berkumpul duduk bersama, tetapi tidak membicarakan komitmen dan kerja sama untuk merealisasikan apa yang direncanakan dan ditargetkan. “Duduk bersama ya kita juga harus bisa bekerja sama, saling mengisi dan berkolaborasi mewujudkan visi besar olahraga nasional," tandasnya.
Pria yang akrab disapa Cak Hasan itu menegaskan pentingnya kolaborasi dalam meningkatkan kualitas dan prestasi olahraga nasional yang berkelanjutan.
"Kita sesama guru besar perlu duduk bersama dan berkomitmen. Apalagi ada yang lulusan luar, Amerika, Jepang, Australia, dan lainnya, ini bagus untuk diskusi mendalam, merumuskan solusi olahraga tanah air, dan sebagainya," ucap Cak Hasan.
Guru besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) bidang Ilmu Kebijakan dan Pengembangan Olahraga, Amung Ma’Mun menyoroti bahwa olahraga kini telah menjadi perhatian organisasi internasional seperti PBB. "Berkat dialog politik para ahli, olahraga kini menjadi bagian dari pembangunan global," jelasnya.
Guru besar UPI membeberkan aspek olahraga yang sudah menjadi perhatian PBB dan bagian dari semangat pembangunan masyarakat global.
Ia menjelaskan bahwa konsep olahraga telah berkembang dengan istilah-istilah seperti sport for development ata S4D, sport and development, dan development through sport. Menurutnya, olahraga tidak hanya soal keterampilan dan kemenangan, tetapi juga tentang pengembangan pribadi dan sosial.
Sementara itu Dimyati, dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), turut menjelaskan tentang tantangan revitalisasi olahraga dalam pembangunan bangsa.
Ia menyebutkan bahwa meskipun olahraga sering digunakan sebagai simbol kebanggaan bangsa, hal itu belum cukup kuat untuk membangun bangsa secara utuh. “Olahraga hanya dapat mendukung pembangunan jika ditempatkan dengan tepat dalam konteks nasional,” tegas guru besar UNY tersebut.[*]
***
Reporter: Saputra (FBS)
Editor: @zam*
Foto: Tim HUMAS UNESA
Share It On: