Surabaya Memberi pendidikan kepada anak berkebutuhan khusus (ABK) bukan perkara mudah. Diperlukan solusi yang lebih baik daripada sekadar tercapainya tujuan pembelajaran. Itulah yang melatarbelakangi seminar internasional yang diadakan oleh Jurusan Pendidikan Luar Biasa Program Pasca Sarjana (PPs) Unesa. Kegiatan bertopik pendidikan inklusi itu mengusung tema Peningkatan Kemampuan Komunikasi dalam Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus . Seminar ini terbilang spesial karena membahas bahasa isyarat di dalam negeri dan luar negeri dengan mengundang profesor dari Inggris. Acara yang berlangsung pada Rabu (22/4/2015) itu diadakan di Gedung K10 lantai 3 PPs Unesa. Sebanyak 250 peserta dari kalangan mahasiswa dan umum terlibat di dalam seminar yang digelar pukul 07.00 14.00 WIB. Adapun pemateri seminar adalah: (1) Prof. Kieron Sheehy, Ph.D. dari Open University, United Kingdom, yang membahas strategi implementasi Signlong Indonesia untuk anak kebutuhan khusus di sekolah inklusi dan sekolah khusus; (2) Sumarna Surapranata, Ph.D., direktur Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar (P2TK Dikdas) Kemendikbud, befokus pada profil kompetensi guru pendidikan khusus di Indonesia; dan (3) Ir. Sri Renani Panjastuti, M.Pa, direktur utama Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus Pendidikan Dasar (PK-PLK) Kemendikbud, membicarakan strategi layanan pendidikan bagi anak kebutuhan khusus di Indonesia. Wawan Iswanto, S.Pd., panitia seminar mengatakan bahwa peningkatan komunikasi pembelajaran ABK dengan mendatangkan profesor dari luar negeri seperti Eropa memang diperlukan. Sebab, sistem bahasa isyarat yang notabene digunakan untuk berkomunikasi dengan ABK memiliki standar yang beda antara Indonesia dengan dunia internasional. Kalau di Indonesia kita kan punya sistem SIBI dan SIBINDO (sistem bahasa isyarat Indonesia, red). Kita lihat di Inggris ada sistem Signlong. Dengan mengundang Prof. Kieron bisa sekalian tukar informasi, ungkapnya. (sandi/danang/SR)