Indonesia yang dikenal ramah penduduknya ternyata lebih kuat dicirikan budaya lisan, belum budaya menulis. Jika dilihat dari buku baru yang diproduksi tiap tahun, Indonesia masih tertinggal, bahkan oleh negeri tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Menyadari pentingnya budaya literasi untuk menunjang kemajuan peradaban bangsa Indonesia, Unesa yang memiliki motto Growing with Character hendak menjawab tantangan itu guna menyongsong Indonesia Emas pada 2045 mendatang. Buku "Pena Alumni, Membangun Unesa Melalui Budaya Literasi guna Menuju Indonesia Emas" itu disusun oleh alumni Unesa yang datang dari beragam profesi dan latar belakang. Mulai guru, jurnalis, pegiat pendidikan, peneliti, pengusaha, hingga ibu rumah tangga (RT). Ada yang lulusan strata satu, bahkan guru besar pun turut memberikan sumbangsih pemikiran dan gagasannya dalam buku tersebut. Eko Prasetyo, ketua panitia buku alumni, menuturkan bahwa ide lahirnya buku itu berawal dari diskusi di forum milis alumni Unesa, yakni Keluarga Unesa. "Kami memang sering berkomunikasi dan bertukar pikiran sesama alumni dari berbagai angkatan di milis Keluarga Unesa, termasuk menggagas penulisan buku pena alumni ini. Kemudian kami sepakat untuk menindaklanjutinya," ujar lulusan sastra Indonesia tersebut. Dia menambahkan, buku Pena Alumni itu sekaligus menjadi kado Dies Natalis ke-49 Unesa pada Desember mendatang. "Kami akan menyerahkan buku ini secara langsung kepada rektor Unesa sebagai harapan dan ucapan terima kasih kami selaku alumni," tegas Eko. Ia berharap, kontribusi pemikiran dan gagasan dalam buku itu dapat diimplementasikan Unesa untuk melahirkan lulusan yang cerdas, terampil, andal, berbudaya literasi, dan berdaya saing guna menyongsong Indonesia Emas pada 2045 mendatang. (Pr/Byu)