www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA–Para dosen muda dan dosen magang selingkung Universitas Negeri Surabaya (UNESA) tampak antusias mengikuti kuliah umum dengan tema “Dekolonisasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) di Indonesia” secara daring dan luring di Auditorium Lantai 11, Gedung Rektorat Kampus Lidah Wetan, Surabaya pada Senin (5/9/2022).
Sebagai pembicara, UNESA menghadirkan Deden Rukmana, Ph.D, Professor and Chairperson, Department of Community and Regional Planning, Alabama A&M University, United State. Deden Rukmana menjelaskan bahwa topik dekolonisasi iptek masih kontekstual dengan situasi dan kondisi Indonesia.
Kendati sudah merdeka sejak 77 tahun lalu, Indonesia masih berstatus sebagai negara berkembang dan tetap menjadi pengikut negara-negara maju. Ini salah satu bukti Indonesia masih terbelenggu dan belum dapat menentukan langkah secara mandiri karena belum menguasai iptek.
www.unesa.ac.id
Jadi Pelopor Bukan Pengekor
Lebih lanjut Deden menjelaskan, Indonesia harusnya mulai melakukan perubahan dengan berkontribusi lebih banyak dalam bidang iptek. Negara-negara maju pasti memiliki kekurangan, sehingga tidak dapat dijadikan contoh yang mutlak bagi Indonesia. Sehingga di situlah peran Indonesia dibutuhkan untuk menyempurnakan sekaligus tampil sebagai pemimpin dan berhenti menjadi pengikut.
Pakar urban planner Indonesia tersebut menambahkan, Indonesia harus menjadi bagian dari forum yang terdiri dari negara-negara yang menjadi poros utama iptek atau negara-negara maju. Langkah yang dapat ditempuh adalah dengan melakukan kolaborasi dengan institusi yang sudah ada dalam poros utama, lalu secara otomatis kita akan menjadi bagian dari itu.
“Kriteria penting untuk menjadi pemimpin adalah harus bisa memproduksi dan menciptakan knowledge productions. Hal tersebut menjadi kunci dari kemajuan iptek. Saya berharap para dosen muda yang hadir dapat mewujudkannya agar Indonesia bisa mengejar atau bahkan melampaui negara-negara maju di luar sana,” ucap Deden.
Urgensi Penguasaan Iptek
Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof. Dr. Bambang Yulianto, M.Pd., menyampaikan sambutan rektor UNESA. Dia mengatakan bahwa kegiatan ini sangat bagus untuk menunjang dan menguatkan atmosfer akademik agar semakin berkualitas.
“Rektor berpesan supaya forum ilmiah semacam ini terus dilaksanakan dan ditingkatkan untuk memberikan pencerahan dan tambahan wawasan agar membentuk lulusan yang unggul dan berdaya saing,” ucapnya.
Menurutnya SDM yang unggul adaptif, kreatif, dan inovatif sangatlah penting. Sebab dengan bekal tersebut mereka mampu berkompetisi di era sekarang dan yang akan datang.
Penguasaan iptek, lanjutnya, merupakan salah satu kunci utama bagi kemajuan peradaban manusia. Siapapun yang terdepan dalam penguasaan iptek akan memiliki kemampuan menentukan arah peradaban manusia.
Dekolonisasi adalah upaya agar negara berkembang bisa menjadi tuan rumah di negara masing-masing dan tidak lagi terjajah oleh negara maju. “Melalui kuliah umum ini kita berharap dapat membuka wawasan tentang bagaimana negara berkembang berhasil mengejar ketertinggalan,” tutupnya. [HUMAS UNESA]
Penulis: Muhammad Ari Rifqi Mubarok
Editor: @zam Alasiah*
Share It On: