www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA-Fakultas Ilmu Olahraga (FIO) Universitas Negeri Surabaya mengadakan The 3rd International Seminar of Sport and Exercise Science secara hybrid pada Selasa, 7 September 2021. Seminar Internasional tersebut mengusung tema "The Role of Society 5.0 and It's Implementations on Olympics Games 2021".
Seminar ini pun menghadirkan lima pembicara utama dari negara yang berbeda, yaitu Prof. Yongming Li, Ph. D. dari China, Prof. Chia Hua Kuo, Ph. D., FACSM, CTSSN, Prof. Rob Newton, Ph. D. dari Australia, Dr. Cem Tianz dari Turki dan Prof. Nining Widya Kusnanik, M. Appl. Sc dari Indonesia.
Prof. Dr. Bambang Yulianto, M. Pd., Wakil Rektor Bidang Akademik dalam sambutannya mewakili Rektor UNESA, mengatakan bahwa seminar tersebut merupakan wadah untuk menuangkan ide-ide inovatif dari para peneliti, dosen maupun mahasiswa dalam bidang keolahragaan. “Ini sebagai salah satu upaya Unesa yang secara konsisten terus mendorong upaya-upaya inovatif untuk dunia olahraga,” ujarnya.
Ia berharap, seminar tersebut mampu memberikan kontribusi positif untuk seluruh peserta, dan tentunya untuk pegiat olahraga di tanah air sehingga makin inovatif, produktif dan berprestasi.
Bayu Agung Pranomo, M. Kes., Ketua Pelaksana Kegiatan mengatakan, pada kesempatan itu telah dilaksanakan penilaian artikel ilmiah oleh para reviewer. Artikel ilmiah tersebut dipublikasikan di berbagai publisher, antara lain CRC Press/Balkema yang terindeks Scopus atau Atlantis Press (AP), Journal Sport Area, JOSSAE (Journal Of Sport Science And Education), JUARA:: Jurnal Olahraga, dan JPJOK (Jurnal Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan).
Prof. Nining Widya Kusnanik, M. Appl. Sc, memaparkan hasil penelitiannya yang berjudul Identification of Sports Talent for Young Athletes. Menurutnya, terkait indetifikasi bakat olahraga untuk atlet muda. Melalui sistem TID (Talent Identification), Indonesia berhasil menemukan 142 talenta muda berbakat dari 4.388 siswa di Papua dengan rentang usia 12-13 tahun untuk mengikuti program pelatihan lanjutan. Sistem TID ini juga berhasil diterapkan diberbagai negara, seperti Jepang, China dan Australia.
Sistem TID ini dapat dilakukan di beberapa cabang olahraga, antara lain sepak bola, bola voli, dan sprint (lari). Terdapat beberapa tahap dalam sistem TID, yaitu melakukan analisis lengkap fisik dan psikis sesuai karakteristik cabang olahraga. Selanjutnya melakukan seleksi umum dan khusus sesuai instrumen dari cabang olahraga yang bersangkutan. Kemudian dilanjutkan dengan proses seleksi berdasarkan pengukuran antropometrik dan biomotorik yang disesuaikan dengan perkembangan fisiknya.
"Proses sedemikian ini merupakan langkah awal untuk mengidentifikasi dan menemukan calon atlet yang mempunyai potensi paling tinggi dalam cabang olahraga tertentu sehingga dapat berpeluang mengikuti program pelatihan lanjutan dan mampu mencapai prestasi tertinggi," ucapnya. (meds/zam)
Share It On: