Unesa.ac.id, SURABAYA–Universitas Negeri Surabaya (UNESA) terus berkomitmen memberikan layanan dan pendidikan maksimal bagi penyandang disabilitas. Peningkatan kualitas layanan dan inovasi pun terus diupayakan. Salah satu persembahan UNESA untuk disabilitas yaitu mempertunjukkan berbagai inovasi dan kebolehan penyandang disabilitas di ajang Pameran Internasional yang diadakan di Dubai pada waktu yang akan datang. Itu sekaligus sebagai peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) yang jatuh pada Jumat, 3 Desember 2021.
Rektor UNESA Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes., mengatakan bahwa UNESA harus menjadi kampus terdepan yang ramah disabilitas. Infrastruktur kampus harus ramah disabilitas termasuk pelayanannya. “Mereka punya hak belajar dan sukses, karena itu kami siapkan. Sekarang kan mudah ya, banyak teknologi sebagai alat bantu dan itu yang terus kami kembangkan,” ujarnya Jumat (03/12/2021).
Sementara itu, Dr. Sujarwanto, M.Pd., Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama UNESA sekaligus inisiator pendirian Pusat Studi dan Layanan Disabilitas (PSLD) UNESA menyatakan, lewat PSLD banyak inovasi yang sudah dilakukan, di antaranya yang terbaru pengembangan model Tes FOEFL untuk penyandang disabilitas yang sudah diujicoba beberapa waktu lalu.
“Setiap individu harus diberikan dukungan sesuai dengan kebutuhan dan potensinya, pendidikan tidak memandang siapapun yang berkeinginan untuk belajar tak terkecuali dengan teman-teman disabilitas,” tandasnya.
Kepala PSLD, Prof. Dr. Budiyanto, M.Pd., menjelaskan, UNESA juga memiliki program khusus yang menjembatani lulusan disabilitas dengan dunia kerja, salah satunya yang diwujudkan lewat website, www.jibdis.com. Kemudian juga ada www.konselingmadif.com, website konsultasi layanan mahasiswa berkebutuhan khusus saat pembelajaran daring.
Disabilitas, lanjutnya, sama seperti yang lain, punya potensi dan keistimewaan. Untuk pengembangkan potensi itu memang butuh kesebaran dan treatment khusus. “Mereka punya kelebihan dan kadang itu tidak bisa dilakukan dan dicapai orang yang normal,” jelasnya. “Karena itu, saya harapnya momentum HDI ini dapat meningkatkan kesadaran dan respect dalam melihat penyandang disabilitas, tanpa diskriminasi dan sebagainya,” ucapnya.
Prof Budiyanto menambahkan, inovasi UNESA untuk disabilitas juga dalam bentuk bahasa isyarat signalong yang ia cetuskan. “Bagi teman–teman disabilitas, bangunlah confidential, jangan menyesali apa yang ada, tetapi sekali lagi mari bangkit dan temukan keistimewaah itu,” pesannya. Keterbukaan dan pengenalan diri sendiri penting untuk mengenal potensi yang dimiliki. “Kita bersama, dapat bekerja sama, dalam mewujudkan dunia dengan bergandengan tangan dan melangkah bersama. Selamat Hari Disabilitas Internasional, dari UNESA, kampus ramah disabilitas. (Humas Unesa)
Share It On: